Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ridwan Kamil Kelola Media Sosial, Seimbangkan Serius dan Receh

Kompas.com - 18/05/2022, 17:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selama ini dikenal sebagai satu dari segelintir politikus yang dekat dengan generasi muda.

Reputasi itu tak terlepas dari cara mantan Wali Kota Bandung itu mengoptimalkan penggunaan media sosialnya dengan gaya anak-anak muda.

Dalam wawancara eksklusif program Gaspol Kompas.com, pria yang akrab disapa Kang Emil itu buka-bukaan bagaimana ia berusaha untuk selaras dengan perkembangan zaman yang kini dimotori kaum muda.

Baca juga: Lanjut Jadi Gubernur Jabar atau Capres, Ridwan Kamil Tetap Akan Masuk Parpol

Salah satunya dengan menjaga betul “engagement” dengan para pengikut di media sosial, sehingga para pengikutnya merasa dekat dengannya.

“Mayoritas followers saya usia muda, maka engagement ke usia muda harus dipertahankan. Makanya, saya tiap hari baca percakapan anak muda, istilah-istilah baru, dan lain sebagainya, sehingga pada saat nulis-nulis pun nyambung dengan bahasa hari ini,” kata Emil, Rabu (18/5/2022).

“Makin ke sini juga enggak bisa biasa saja. Kalau dulu hanya foto, sekarang harus video. Video juga enggak sembarang, harus sinematik,” ujarnya berseloroh.

Emil pun mafhum betul tren perilaku generasi milenial dan generasi Z dalam mengonsumsi media sosial.

Ia paham bahwa konten-konten media sosial yang memikat mereka adalah yang jenaka, ringan, menghibur, dan tidak bertele-tele.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berpose bersama Host Tatang dan Ryan seusai menjadi narasumber dalam program live Gaspol di kantor redaksi Kompas.com, Jakarta, Rabu (18/5/2022). KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berpose bersama Host Tatang dan Ryan seusai menjadi narasumber dalam program live Gaspol di kantor redaksi Kompas.com, Jakarta, Rabu (18/5/2022).

Ia juga mengerti jenis-jenis lagu yang cocok di telinga para pengikutnya untuk konten-konten yang ia unggah ke media sosial.

Pun mengenai isu yang lekat dengan kaum muda. Emil mengaku terus memperbarui wawasannya soal isu-isu yang sedang diperbincangkan atau jadi keresahan kaum muda, mulai dari asmara, pekerjaan, film-film yang sedang hangat, sampai teknologi terbaru non-fungible token (NFT).

“Akibatnya, saya menemukan bahwa kalau mau engagement tinggi, untuk para pejabat, orang-orang yang perlu komunikasi publik, di Indonesia rumusnya cuma satu, konten boleh serius tapi gaya bahasa dan penyampaiannya harus humoris, receh,” kata dia.

Baca juga: Masa Depan Politik Ridwan Kamil, antara Kans Capres 2024 dan Keharusan Tahu Diri

Emil tak menampik bahwa ia mempekerjakan tim khusus media sosial untuk mengoptimalkan engagement tersebut lantaran kesibukannya sebagai pejabat publik. Namun, ia juga masih memegang sendiri kendali akunnya.

“Yang saya pegang sendiri Instagram feed,” akunya.

Sejauh ini, strategi itu sukses besar. Ridwan Kamil menjadi politikus dengan jumlah pengikut di media sosial Instagram kedua tertinggi di Indonesia, setelah Presiden Joko Widodo, dengan 15 juta lebih pengikut per hari ini.

Baca juga: Lanjut Jadi Gubernur Jabar atau Capres, Ridwan Kamil Tetap Akan Masuk Parpol

Konten-konten media sosialnya pun masih terasa “otentik”. Dengan kata lain, Kang Emil yang tampil di Instagram, termasuk humor-humornya, tidak terasa berbeda dengan Kang Emil di luar Instagram.

“Saya rata-rata frekuensi posting itu cuma pagi, siang, malam, kayak makan obat. Dari tiga itu, biasanya satunya receh, duanya serius. Terbukti, yang receh jutaan view, yang serius paling ratusan ribu. Kalau terlalu serius, engagement sedikit, kalau terlalu receh apa bedanya dengan akun-akun dagelan? Makanya saya seimbangkan,” jelas Emil.

Baca juga: Ridwan Kamil Mengaku Tak Akan Maksa Jadi Capres 2024, tapi...

Emil menyebutkan, kebutuhan konten media sosial bukan pekerjaan sembarang saat ini. Tak terkecuali di dunia politik, kebutuhan itu terasa makin mendesak bagi para politikus untuk menjaring dukungan.

“Makanya, mohon maaf, daripada masang baliho yang harganya mahal, mending duitnya dipakai kampanye di medsos. Ibaratnya punya duit Rp 1juta, saya mending investasi di medsos ketimbang bikin baliho atau apa,” ungkapnya.

“Baliho masih dibutuhkan, memang. Tapi, tidak terukur engagement-nya, ini disukai atau tidak disukai, dan berapa banyak (yang suka/tidak suka)?” tutup pria yang pernah berkarier sebagai arsitek itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com