JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menepis kecurigaan soal peran istana dalam pertemuan tiga ketua umum partai politik (parpol) pada 12 Mei.
Menurut dia, semua ketum parpol hadir di pertemuan dengan independensi masing-masing.
"Saya pastikan setiap ketum partai datang dengan independensi masing-masing, semua sudah bahas di internal, ini koalisi terjadi enggak ada arahan-arahan datang dari ketum masing-masing, tidak ada arahan dari pihak luar," ujar Eddy dalam diskusi daring bertajuk "Kasak-kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024", Sabtu (14/5/2022).
Selain itu, dia pun memastikan tidak ada inisiator dalam pertemuan itu.
Baca juga: Golkar-PPP-PAN Bentuk Koalisi, Pengamat: Ada Arahan Istana?
Lebih lanjut, Eddy mengungkapkan, setelah pertemuan tersebut ada tindak lanjut, yakni tiga parpol membentuk tim perumus, dan tim kerja.
"Akan digelontorkan bersama untuk mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'f dan sampai 2024 serta yang akan dikerjakan bersama," tambahnya.
Sebelumnya, Analis Komunikasi Politik dari Lembaga Survei Kedai Kopi Hendri Satrio mempertanyakan apakah ada campur tangan istana dalam pertemuan tiga ketua umum partai politik (parpol) pada 12 Mei.
Pasalnya, Ketua Umum Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat ini sama-sama berada di pemerintahan.
Baca juga: Perahu Kosong Koalisi Golkar, PAN, PPP dan Beratnya Rivalitas Pilpres 2024
Selain itu, ketiga parpol tersebut kini masih jadi bagian koalisi pemerintah.
"Ada sebuah pertanyaan besar, apakah ada arahan dari Istana? Karena tiga-tiganya parpol koalisi pemerintah. Satu sedang di ujung tanduk, satu lagi baru ditinggal tokoh sentral, yang satu lagi enggak jelas arahnya ke mana karena ada isu bahkan ketua umum mau dilengserkan, kasus macam-macamlah," ujar Hendri.
"Nah apakah itu untuk menyelamatkan tokoh, kemudian parpol ? Dan itu tadi pertanyaan terbesar, ini ada arahan istana atau tidak?" lanjut dia.
Sehingga saat ada gerakan koalisi dari pihak yang ada di istana, perlu dicaritahu latar belakangnya.
"Begitu ada gerakan-gerakan koalisi dari istana perlu juga kita tanya itu, mau apalagi istana sih? Mereka kemarin ada dalam kelompok yang ingin menunda pemilu terus kalau kemudian mereka bertiga ketemu, itu bukan otomatis 2024 tetap jalan," ungkap Hendri.
"Walaupun Pak Jokowi berkali-kali sudah mengatakan itu. Jadi saya mau fokus ke misteri tadi, kareja enggak transparan menurut saya apa yang dilakukan. Begitu ini koalisi pemerintah ini sebetulnya mau ada apalagi, ada arahan apalagi," ucap dia.
Baca juga: Ketika Beringin, Matahari, dan Kakbah Bersatu...
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebelumnya sudah.bertemu dengan Ketua Umum PAN dan PPP di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (12/5/2022).
Usai pertemuan itu, Airlangga menyatakan partainya menjajaki koalisi dengan PAN dan PPP untuk pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Tentunya kita akan bekerja sama ke depan untuk mengawal agenda-agenda politik ke depan, termasuk dalam pemilu nanti di 2024," kata Airlangga dalam konferensi pers.
"Tentu kita akan juga membuat program keres depan yang akan melanjutkan program-program strategis dari Bapak Presiden Jokowi," lanjutnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu pun mengatakan, kerja sama tersebut juga akan berlanjut hingga tingkat daerah.
Dia menginstruksikan seluruh jajaran Partai Golkar pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk bekerja sama dengan PAN dan PPP sebagai tindak lanjut dari pertemuan pada Kamis.
Sehari usai pertemuan, Partai Golkar, PAN dan PPP menyatakan telah sepakat membentuk koalisi yang diberi nama Indonesia Bersatu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.