JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Marsudi menghadiri pertemuan Menlu Negeri G7 secara daring pada Jumat (13/5/2022).
Kehadiran Menlu RI itu untuk memenuhi undangan Jerman yang memegang presidensi G7 tahun ini.
Adapun pertemuan ini dilakukan saat Indonesia sedang dalam memegang presidensi G20.
“Ini merupakan pertemuan pertama presidensi G20 dengan G7 secara kelompok (pada tingkat Menteri Luar Negeri). Sebelumnya, engagement dilakukan dengan masing-masing negara anggota G20, baik dari G7 maupun non G7,” tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam laman resminya, Sabtu (14/5/2022).
Baca juga: Ganjar Pranowo, Anak Tiri yang Lagi-lagi Tak Diundang di Acara Partainya Sendiri
Dalam pertemuan itu membahas dua isu penting, yaitu isu ketahanan pangan akibat perang di Ukraina dan isu G20.
Terkait isu ketahanan pangan, Retno menyampaikan bahwa perang di Ukraina telah berdampak pada ketahanan pangan global.
Ia menilai dampak tersebut sangat dirasakan, terutama oleh negara berkembang, sehingga perlu dilakukan upaya terkait ketahanan pangan global.
“Upaya harus dilakukan agar isu kelangkaan dan harga pangan yang tinggi dapat dicegah, termasuk tidak memasukkan pangan dalam sanksi,” tulisnya.
Baca juga: Golkar, PAN, PPP Berkoalisi, Akankah Calonkan Airlangga di Pilpres 2024 ?
Lebih lanjut, Indonesia juga mengingatkan mengenai pentingnya pupuk sebagai bagian upaya menjaga ketahanan pangan.
Selanjutnya terkait G20, negara-negara G7 memahami situasi kompleks dan sulit yang dihadapi saat ini, serta memberikan dukungan terhadap presidensi Indonesia.
Pertukaran pandangan antara Menlu RI dan Menlu G7 dalam pertemuan tersebut berjalan sangat positif.