Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Kemenkes Serius Antisipasi, Pimpinan DPR Harap Kasus Hepatitis Misterius Tak Jadi Pandemi

Kompas.com - 09/05/2022, 17:51 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai persoalan ditemukannya hepatitis misterius di Indonesia perlu ditangani serius oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sebab, tidak ada seorang pun yang menginginkan penyakit tersebut meluas bahkan menjadi pandemi.

"Mudah-mudahan soal hepatitis ini tidak seperti Covid yang kemudian menjalar kemudian menjadi pandemi, dan kita minta kepada Kemenkes dalam hal ini untuk lebih serius menangani masalah ini," kata Dasco ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (9/5/2022).

Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu mengungkapkan, Kemenkes semestinya mengantisipasi meluasnya hepatitis.

Baca juga: Setelah Reses, DPR Akan Gelar Rapat bersama Kemenkes Bahas Hepatitis Akut Misterius

Sebab, berkaca pada pengalaman sebelumnya yaitu virus Covid-19 yang tidak dideteksi dini kemudian menyebar luas.

"Kita pengalaman bahwa hal-hal seperti ini yang tidak dideteksi dini kemudian ada antisipasi-antisipasi, bisa kemudian membuat hal-hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Oleh karena itu, DPR berencana mengundang Kemenkes untuk membahas persoalan ini usai reses.

"Komisi teknis terkait dalam hal ini Komisi IX untuk melakukan koordinasi dengan mitranya yaitu Kemenkes, untuk kemudian mencari tahu sebab-sebab atau pun kemudian hal yang menimbulkan hepatitis ini," pungkasnya.

Diketahui, Kemenkes bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta masih terus menginvestigasi faktor risiko kasus hepatitis akut yang menyebabkan kasus kematian pada tiga anak yang dirawat di RS dr. Cipto Mangunkusumo pada 1 Mei 2022 lalu.

Baca juga: Bayi 2 Bulan dan Bocah 7 Tahun di Sumbar dan Jatim Meninggal Diduga Hepatitis Akut, Gejalanya Sama

Beberapa daerah juga melaporkan adanya tambahan kasus terkait hepatitis akut tersebut. Namun, hal tersebut masih harus diselidiki lebih lanjut guna memastikan kasusnya terkait hepatitis akut atau bukan.

Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini, tiga kasus kematian anak yang diduga akibat penyakit tersebut belum bisa digolongkan sebagai penyakit hepatitis akut dengan gejala berat.

Nadia menjelaskan, dalam ketiga kasus ini, anak berusia 2 tahun belum mendapatkan vaksinasi hepatitis, usia 8 tahun baru mendapatkan vaksinasi hepatitis satu kali, dan usia 11 tahun sudah mendapatkan vaksinasi. Ketiganya terkonfirmasi negatif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com