Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kemacetan Panjang di Merak Seharusnya Bisa Diantisipasi Sejak Awal

Kompas.com - 01/05/2022, 17:19 WIB
Mutia Fauzia,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, seharusnya kemacetan panjang yang terjadi pada H-2 Lebaran Sabtu (30/4/2022) di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten bisa diantisipasi sejak awal.

Pasalnya, lonjakan jumlah pemudik sendiri telah diantisipasi pemerintah sejak mengizinkan mudik dilaksanakan tahun ini.

Selain itu di pelabuhan, terdapat berbagai pemangku kepentingan yang seharusnya bisa duduk bersama dengan melakukan koordinasi.

"Kemacetan di Merak itu sebenarnya sudah bisa diantisipasi sejak awal jika para pemegang kepentingan di wilayah tersebut, mereka duduk bersama," ujar Djoko kepada Kompas.com, Minggu (1/5/2022).

Baca juga: Kondisi Pelabuhan Merak Terkendali, Operasional 2 Pelabuhan Tambahan Dihentikan

Beberapa pemangku kepentingan yang ia maksud, yakni Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), PT ASDP sebagai operator penyeberangan, juga pengelola pelabuhan serta perusahaan kapal penyeberangan bersama dengan Polri dan TNI.

Ia pun menilai, seharusnya para pemangku kepentingan tersebut belajar dari pengalaman mudik 2019 lalu. Di mana kepadatan biasanya terjadi di malam hari lantaran penumpang memiliki kecenderungan untuk menyeberang di malam hari.

"Masalahnya mengapa? Faktor keamanan di daerah tujuan mereka. Pada tahun itu sudah dicoba tarif (penyeberangan) dikorting untuk pagi hari. Namun tidak banyak memberi hasil, artinya masyarakat tetap memilih malam," ujar Djoko.

Dengan demikian, agar konsentrasi volume penumpang tak menumpuk di satu waktu, seharusnya pemerintah dan pemangku kepentingan harus bisa menjamin kemananan pemudik di wilayah Sumatera, khususnya di Lampung.

Baca juga: Pelabuhan Merak Macet, Pengamat Beberkan Sederet Biang Keladinya

"Tanpa itu apapun rekayasa yang dilakukan tidak akan memperlancar. Ditambah lagi bis gratis itu yang ke arah Lampung sedikit. Memang persiapan pemerintah tahun ini cukup pendek sehingga jumlah pemotor makin banyak," ujar dia.

Di sisi lain, seharusnya pemerintah daerah juga mulai serius mempertimbangkan ketersediaan transportasi umum di wilayahnya.

Pasalnya, saat mudik masyarakat tak hanya ingin berdiam diri di rumah, namun ingin mengunjungi sanak saudara.

Masalah ketersediaan transportasi umum ini menurut Djoko adalah permasalahan menahun yang kerap disinggung saat musim mudik namun terlupakan begitu saja bila musim mudik berakhir.

Baca juga: Puncak Arus Mudik Sudah Lewat, H-1 Lebaran Kendaraan Masih Padati Pelabuhan Merak

"Pemda-pemda di Lampung ini segera memperbaiki transportasi publik di daerah masing-masing, dibenahi. Jangan harap pemudik yang sebagian besar pemotor itu mau meninggalkan motornya, karena mereka sampai tujuan ingin silaturahmi namin tidak ada angkutan yang mengangkut mereka," ujar Djoko.

"Hal yang sama juga terjadi di Jawa. Segera perbaiki transportasi publik. Begitu mudik baru sadar itu penting, tapi saat mudik selesai nanti lupa lagi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com