Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingung Ditanya soal Tudingan Mafia Bibit, Mentan: yang Harus Jawab Erick Thohir

Kompas.com - 25/04/2022, 16:41 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo kebingungan ketika dimintai tanggapan soal tudingan Menteri BUMN Erick Thohir yang menyebut adanya mafia bibit di sektor pertanian.

Menurut Syahrul, yang seharusnya memberikan penjelasan terkait mafia bibit adalah Erick sendiri alih-alih dirinya.

"Apa jawabnya itu ya? Yang harus jawab Erick ya menurut saya," kata Syahrul usai acara pelepasan ekspor sarang burung walet di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dikutip dari video, Senin (25/4/2022).

Baca juga: Jadi Sorotan, Ini Pernyataan Erick Thohir soal Mafia Bibit di Sektor Pertanian

Kompas.com menerima keterangan Syahrul dari video yang dibagikan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri dan telah diizinkan untuk mengutipnya.

Dalam video itu, Syahrul lantas bertanya ke sejumlah pejabat Kementan yang mendampingi dirinya, apakah ada mafia di tubuh Kementerian Pertanian.

Para pejabat itu yakni Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perkebunan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sekretaris Jenderal, Kepala Badan Karantina Pertanian, dan Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Satu per satu pejabat yang ditanya Syahrul menjawab bahwa tidak ada mafia bibit di Kementan.

"Mau bilang apa? Kalian sudah dengar kan?" kata Syahrul kepada wartawan.

"Kalian siap tanggung jawab?" ucap Syahrul lagi ke jajaran dirjen.

Baca juga: Erick Thohir Singgung Mafia Bibit, Pakai Sertifikat Palsu dan Rugikan Petani-BUMN

Syahrul pun menegaskan bahwa dirinya tak tahu menahu soal mafia bibit yang dimaksudkan Erick.

"Jadi aku nggak menjawab apa yang disampaikan Erick, silakan aja. Karena mungkin juga yang dimaksud siapa," ucap Syahrul.

Sebelumnya, pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir soal mafia bibit di sektor pertanian menjadi sorotan.

Pasalnya, pernyataan itu disampaikan Erick secara tiba-tiba di tengah publik. Tudingan Erick itu pun menuai respons keras dari elite partai politik, khususnya Nasdem yang menempatkan kadernya di kursi Menteri Pertanian saat ini.

Baca juga: Data Kementan Stok Kedelai Defisit, Perlu Impor hingga 3 Juta Ton

Saat memberikan kuliah umum di Universitas Padjadjaran, Sabtu (23/4/2022), Erick mengatakan bahwa keberadaan mafia menyebabkan banyak petani mendapatkan bibit yang salah sehingga tanaman tidak tumbuh dengan baik.

"Bibit pun ada mafianya. Banyak petani mendapatkan bibit yang hybrid yang salah sehingga ketika tumbuh tidak menghasilkan yang baik," kata Erick dilihat dari tayangan YouTube Directorate of Innovation and Corporation Unpad.

Kendati demikian, Erick tak merinci siapa mafia bibit yang ia maksud. Namun, dia mengatakan, PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal mendampingi dan memberikan pupuk tepat waktu serta bibit yang tepat agar petani menghasilkan tanaman yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com