Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Polisi Pemeras, Polisi Penjebak dan Polisi Jailani

Kompas.com - 24/04/2022, 07:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bripda PS seorang oknum anggota Kepolisian Resor (Polres) Wonogiri terpaksa “dilumpuhkan” tim reserse mobile (Resmob) Poresta Solo.

Bripda PS sebelumnya melakukan pemerasan terhadap sejumlah pasangan yang ketahuan “check-in” di sejumlah hotel melati di Solo.

Laporan korban kepada kepolisian ditindaklanjuti dengan penyidikan. Saat hendak ditangkap, pelaku melawan dan mencoba kabur serta membahayakan keselamatan pengguna jalan dan tim resmob.

Saat dilakukan tindakan terukur terhadap pelaku, baru ketahuan ternyata pelakunya adalah oknum polisi.

Kini Bripda PS terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi, Solo sembari menunggu proses pemeriksaan lebih lanjut. Sementara tiga anggota komplotan yang lain juga berhasil diringkus.

Mereka ini adalah komplotan penjahat yang telah beroperasi lama dengan modus pemerasan pasangan sejoli yang “ngamar” di berbagai hotel kelas melati di kawasan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali dan Kota Solo (Kompas.com, 21/04/2022).

Apapun alasannya entah karena gaji dan tunjangan yang minim, tindakan polisi yang merangkap menjadi penjahat sangat tidak dibenarkan.

Akan lebih terhormat, polisi “merangkap” kerjaan lain yang halal seperti menjadi sekuriti, misalnya, untuk menutupi pendapatannya yang cekak. Tentu saja harus ada izin dari komandan dan kesatuannya.

Pola rekrutmen calon anggota tamtama, bintara maupun Akademi Kepolisian harus terus direvisi untuk menghasilkan personel yang mumpuni.

Isu-isu negatif tentang “jalan belakang” dalam hal penerimaan calon siswa tamtama dan bintara harus terus dibuktikan dengan proses penerimaan yang akuntabel dan transparan.

Animo calon pendaftar Akademi Kepolisian yang lebih besar daripada pendaftar ke Akademi militer karena alasan menjadi perwira polisi “lebih sejahtera” dan “cepat tajir” daripada menjadi perwira AD, AL atau AU harus menjadi masukan bagi para pengambil kebijakan di Mabes Polri.

Mindset calon siswa harus diluruskan bahwa menjadi polisi yang profesional adalah kebanggaan.

Demikian juga dengan pola pembinaan, pengawasan dan penegakkan disiplin di lingkungan Polri perlu terus digalakkan.

Komandan satuan dan kepala sektor hingga resor tidak boleh abai dan lalai dalam membina anak buahnya.

Bripda PS ternyata kerap melakukan pelanggaran etika seperti pemukulan terhadap pacarnya, memprovokasi keributan antara dua perguruan silat serta menembakkan pistol untuk membubarkan latihan perguruan beladiri.

Arogansi personel polisi bisa terjadi karena tidak adanya pembinaan dan pengawasan dari atasan.

Polisi penjebak dari Binjai

Lain Wonogiri, lain pula di Binjai, Sumatera Utara. Kali ini kelakuan oknum polisi dari Satuan Resor Narkoba Polres Binjai “menjebak” RN yang dianggap memesan sabu dari ET.

Dari rekaman closed camera television (CCTV) yang viral jelas terlihat aksi penjebakan dan penangkapan polisi yang sangat tidak profesional dan janggal.

Akibatnya Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Simanjuntak yang dikenal “tegas” langsung mencopot Kepala Satuan Reserse Narkoba (Kasat Res Narkoba) Polres Binjai AKP Firman Imanuel Perangin-Angin.

Dari penjelasan Kapolres Binjai AKBP Ferio Sano, tindakan anak buahnya menangkap RN dikarenakan memang pecandu narkoba dan memiliki riwayat sebagai pemakai narkoba yang pernah direhabilitasi.

Hanya saja saat menguraikan kejanggalan anak buahnya tidak menangkap ET pemberi sabu yang dalam rekaman CCTV dibiarkan melenggang bebas, terkesan janggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com