Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Laksana Direktur Senyampang Jenderal, Elegi Raibnya Minyak Goreng

Kompas.com - 24/04/2022, 04:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tidak ada bencana yang lebih besar dari keinginan yang berlebihan. Tidak ada rasa bersalah yang lebih besar dari pada ketidakpuasan. Dan tidak ada bencana yang lebih besar dari pada keserakahan." - Lao Tzu.

Tidak ada yang menyangka, seorang suami dan empat orang anak akan kehilangan sosok seorang ibu yang wafat karena antre minyak goreng.

Rita Ariyani (49), warga Samarinda, Kalimantan Timur meninggal dunia setelah mengantre berjam-jam di pusat grosir untuk mendapatkan minyak goreng, Minggu (13/3/2022).

Perjuangan Rita untuk mendapatkan minyak goreng terbilang gigih. Usai berkeliling ke beberapa swalayan setempat untuk membeli minyak goreng, namun gagal mendapatkannya, Rita akhirnya ikut mengantre di salah satu pusat grosir yang berada di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Ulu.

Rita sempat dibawa ke RSUD AW Syahranie untuk mendapatkan perawatan, namun dua hari berselang, Rita akhirnya meninggal dunia pada Selasa (15/3/2022).

Diduga Rita kelelahan akibat mencari hingga mengantre berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng (Kompas.com, 17/03/2022).

Beberapa bulan terakhir ini, wajah kehidupan “wong cilik” di tanah air begitu mirip dengan Sri Lanka dan negara-negara miskin di Benua Afrika sana.

Puluhan warga harus rela mengantre dalam barisan panjang hanya untuk mendapatkan “minyak goreng”.

Sejumlah warga antre untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak di GOR Kelurahan Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (14/4/2022). Pemerintah memberikanBLT minyak gorengsebesar Rp300 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk tiga bulan dari April sampai Juni 2022 dan bantuan sembako senilai Rp200 ribu.ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI Sejumlah warga antre untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak di GOR Kelurahan Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (14/4/2022). Pemerintah memberikanBLT minyak gorengsebesar Rp300 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk tiga bulan dari April sampai Juni 2022 dan bantuan sembako senilai Rp200 ribu.

Pemandangan warga “mengular” berjam-jam untuk memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau, menjadi galib ditemui dimana-mana.

Mengular walau bukan ular. Minyak goreng begitu dicari. Kosong melompong dideretan rak-rak di berbagai toko swalayan dan lenyap di pasar-pasar.

Belum lagi derita pengusaha kecil dan mikro, yang jenis usahanya sangat bergantung dengan minyak goreng.

Penjual gorengan, warung tegal di pinggir kampung, penjual kerupuk, hingga usaha katering rumahan sangat terpukul dengan kelangkaan minyak goreng di pasaran.

Bagi keluarga berekonomi mapan, tentu masalah tirisnya minyak goreng tidak begitu masalah. Ada minyak goreng jenis lain yang berharga mahal seperti minyak zaitun atau mengalihkan pola memasak dengan air friyer.

Tetapi bagi keluarga berekonomi “megap-megap” ketidakhadiran minyak goreng di dapur adalah malapetaka.

Dan hal ini tidak dirasakan oleh petinggi-petinggi di republik ini, apalagi para pejabat di kementerian yang mengurusi perdagangan.

Bahkan “topik” minyak goreng dijadikan tuntutan aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) di Gedung DPR/MPR hari Kamis kemarin (21/4/2022).

Salah satu tuntutan pengujuk rasa adalah turunnya harga minyak goreng, pengusutan kasus mafia minyak goreng dan meminta menteri perdagangan untuk mundur (Kompas.com, 21/04/2022).

Politisi sibuk memaki dan menyalahkan tata niaga dan alur produksi minyak goreng.

Pemerintah juga kelimpungan mencari akar penyebab raibnya minyak goreng di negeri yang berlimpah tumbuh pohon sawit.

Sementara menteri yang mengurusi perdagangan, menyebut ada mafia tanpa bisa merujuk siapa mafianya.

Ibarat maling teriak maling, ternyata maling itu pernah “berbisik” kepada sang menteri saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/3/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com