Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Berita Dukacita: Matinya Nurani di Bulan Suci

Kompas.com - 13/04/2022, 12:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kala hati nurani telah mati
Apapun akan dilakoni
Untuk memenuhi segala hasrat diri
Meski itu salah dia tak perduli
Meski itu akan menyakiti
Dia tak akan menyadari
Segalanya akan dipungkiri
Meskipun kenyataan akan merintangi
Kala hati nurani telah mati
Tak akan lagi harga diri
Harga diri telah mati
Harga diri telah terkubur rapi

Penggalan puisi “Kala Hati Nurani Telah Mati” karya Aris Azwar ini sepertinya pantas dilekatkan untuk para begundal “perusak” perjuangan adik-adik mahasiswa yang tengah demo pada 11 April 2022 lalu.

Mereka bukan mahasiswa, apalagi kalangan terdidik yang mengedepankan intelektualitas, tetapi pamer otot menganiaya intelektual kritis: Ade Armando.

Orang boleh berbeda pendapat dengan logika berpikir Ade Armando, tetapi tidak boleh membalas dengan tendangan dan gamparan.

Orang bisa tidak suka dengan komentar kritis Ade Armando, tetapi tidak punya hak melakukan sepakkan, bahkan bogem mentah kepada tubuh lemah tak berdaya akibat kebrutalan tanpa otak.

Sama ketika kita “marah” dan muak dengan kabar awal penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet yang nangis terisak karena mukanya “bentol-benjut” karena dianiaya sejumlah orang.

Walau ternyata hanya “rekayasa” sejumlah politisi busuk dan konsultan tengik, tak urung kita terlanjur geram dengan aksi kekerasan tersebut.

Atas nama “kebenaran” sepihak versi orang-orang barbar bahkan lupa kalau 11 April 2022 adalah hari ke-9 Ramadhan – bulan suci umat Islam menjalankan puasa – mereka menyerukan kalimat tauhid dan bersorak kalau darah Ade Armando halal untuk dibunuh sembari menganiaya raga lemah dosen Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) itu.

Entah ajaran dan agama apa yang dianut para begundal. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut tindakan kekerasan dan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan.

Islam melarang tindakan kekerasan sekalipun dilandasi ketidaksukaan terhadap seseorang. Islam melarang manusia melakukan kekerasan atau menyakiti orang yang tidak bersalah.

Betapapun tidak suka, seseorang tidak boleh berbuat kejam kepada orang lain (Detik.com, 12 April 2022).

Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam menganggap tindakan anarkis apalagi mencelakai Ade Armando sangat bertentangan dengan Islam.

Tindakan menegakkan kebenaran atau amar ma’ruf harus dilakukan dengan cara yang benar dan tidak boleh mengamcam jiwa (Voi.id, 12 April 2022).

Menodai aksi demo 11 April

Sejak awal, aksi unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) akan ditunggangi pihak luar ramai dikhawatirkan berbagai kalangan.

Malah saya menulis: “Hati-hati di Jalan, Sampaikan Aspirasi Kami(Kompas.com, 11 April 2022).

Hati-hati di jalan ini saya maksudkan adanya pihak eksternal yang akan memanfaatkan kemurnian gerakan mahasiswa dengan cara mendompleng aksi untuk kepentingan mereka.

Ade Armando, saya dan sebagian besar akademisi lainnya padahal se-ide dan sepaham dengan gerakan mahasiswa di 11 April 2022, yakni menolak adanya wacana perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode dan tuntutan lain seperti pengendalian harga barang-barang kebutuhan pokok yang mahal dan langka.

Justru aneh jika kedatangan Ade Armando yang mendukung gerakan aksi unjuk rasa mahasiswa 11 April, justru diteror oleh pendompleng bahkan dianiaya tanpa nurani.

Aksi provokasi terhadap Ade yang mengetuai Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) jelas terlihat dari postingan-postingan para penunggang demo mahasiswa di media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com