Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Hati-hati di Jalan, Sampaikan Aspirasi Kami

Kompas.com - 11/04/2022, 07:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kukira kita akan bersama
Begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala
Kukira ini 'kan mudah
Kau-aku jadi kita
Kukira kita akan bersama
Hati-hati di jalan

(Penggalan lirik lagu “Hati-hati di Jalan” - Tulus)

Dalam pekan-pekan ini, lagu “Hati-hati di Jalan” yang dikumandangkan Tulus begitu melejit di daftar lagu terpopuler di tanah air.

Selain menjadi perbincangan dan viral di berbagai platform media sosial, lagu ini sempat menembus 50 lagu papan atas atau chart top 50 Spotify Global dengan menduduki peringkat 42 per- 9 Maret 2022.

Liriknya mudah disenandungkan, demikian juga makna yang terkandung dari liriknya juga cukup dalam.

“Hati-hati di Jalan" mengisahkan pertautan dua insan yang semula dikira cocok dalam perjalanan cinta namun ternyata berbeda jalan. Cinta memang indah di awal tetapi “endingnya” bisa berakhir kelam.

Jika dikaitkan dengan aksi demo Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) yang digelar pada tanggal 11 April 2022 ini, pemaknaan lagu “Hati-hati di Jalan” seperti menyentil agenda mahasiswa dengan agenda sebagian pembisik Presiden Jokowi yang ternyata tidak “sama” dan tidak sebangun.

Jika mahasiswa tetap menginginkan peneguhan komitmen terhadap Pasal 7 UUD 1945 yang menegaskan masa jabatan presiden adalah 5 tahun, maka para pembisik di sekitaran Jokowi menyerukan akan urgensi perpanjangan masa jabatan presiden hingga tiga periode.

Penegasan terbaru Presiden Jokowi dalam rapat kabinet di Istana Negara Jakarta, Minggu (10/4/2022), yang menyebut Pemilihan Umum tetap digelar sesuai jadwal, yaitu 14 Februari 2024, sebenarnya telah “mengugurkan” salah satu tuntutan aksi demo mahasiswa 11 April 2022.

Isu sentral aksi unjuk rasa sebenarnya terfokus dari maraknya aksi dukungan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode yang demikian “ganjil”.

Disebut ganjil karena dirigen orkestrasi isu perpanjangan masa jabatan persiden 3 periode berasal dari “segelintir” pembantu presiden seperti Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Demikian juga dengan partai politik yang mendukung ide ekstensi jabatan presiden 3 periode, muncul dari partai politik yang “ngebet” mendapat kursi di kabinet, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) serta partai yang tidak rela dikurangi jatah kursinya di kabinet seperti Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sikap politik Jokowi yang tegas dan tidak “plin-plan” terhadap pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak seakan mengakhiri spekulasi adanya upaya pemerintah untuk melakukan penundaan Pemilu atau spekulasi mengenai perpanjang masa presiden 3 periode (Kompas.com, 10/04/2022).

Tidak hanya sekadar omongan, Jokowi malah siap melantik komisioner Komisi Pengawas Pemilu (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jakarta pada tanggal 12 April 2024 serta meminta anggaran penyelenggaran Pemilu 2024 segera diputuskan.

Jokowi sadar, pihak-pihak yang “ngotot” mengusulkan perpanjangan jabatan presiden tiga periode hanyalah pihak yang mencari muka, menampar muka presiden hingga yang menjerumuskan presidennya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali Saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com