Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi II DPR Rapat Bareng KPU-Bawaslu Rabu Besok, 5 Hal Ini yang Akan Dibahas

Kompas.com - 12/04/2022, 22:48 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi II DPR mengagendakan rapat dengan jajaran komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang baru dilantik pada Rabu (13/4/2022) besok.

Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia mengatakan, ada lima hal yang akan dibahas dalam rapat besok, yakni soal anggaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 hingga soal prosedur penyelesaian sengketa pemilu.

"Sudah ada beberapa isu yang waktu itu kita inventarisir, nah kita akan mulai lagi membahas itu. Saya sering mengatakan ada lima isu yang kita harus kita bahas secara intensif, pertama soal pendanaan," kata Doli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/4/2022).

Isu pendanaan Pemilu 2024 menjadi sorotan karena Presiden Joko Widodo telah meminta KPU dan Bawaslu untuk mengefisienkan dana yang sebelumnya diusulkan yakni senilai Rp 110,4 triliun untuk KPU dan Bawaslu.

Baca juga: Ketua KPU Harap Ada Kepastian Tahapan Pemilu dalam Rapat Bersama DPR Rabu Besok

Isu kedua yang akan dibahas adalah soal lamanya masa kampanye yang belum disepakati oleh KPU, pemerintah maupun DPR.

Doli menuturkan, KPU mengusulkan kampanye berlangsung 120 hari, sementara pemerintah ingin 90 hari, dan DPR mengusulkan kampanye selama 60-75 hari.

"Itu kan harus ada exercise, harus ada dicari mana yang paling tepat," ujar Doli.

Isu ketiga, masih berkaitan dengan lamanya masa kampanye, adalah soal pengadaan logistik karena masa kampanye biasanya bersamaan dengan waktu pengadaan logistik.

Oleh karena itu, jika masa kampanye pemilu dibuat lebih singkat, maka perlu ada solusi supaya pengadaan logistik dapat berjalan lancar.

Isu keempat yang akan dibahas adalah soal penggunaan sistem digital atau elektronik di beberapa tahapan pemilu yang akan berkonsekuensi pada anggaran pemilu.

"Kemarin kita di pilkada serentak kan sudah pakai e-recap walaupun uji coba. Kalau nanti kita sepakati menjadi permanen, nah itu akan berkonsekuensi dengan pengadaan internet macam-macam," ujar Doli.

Baca juga: Rabu Besok, Bawaslu RDP dengan DPR Bahas PKPU dan Anggaran Pemilu

Adapun isu kelima adalah mengenai standar prosedur dan lamanya penyelesaian sengketa pemilu.

Doli menyebutkan, hal ini harus dibahas supaya penyelesaian sengketa Pemilu 2024 tidak beririsan dengan tahapan pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024, sekitar 9 bulan usai Pemilu 2024 yang jatuh pada 14 Februari 2024.

Politikus Partai Golkar itu menuturkan, jika pembahasan tidak tuntas pada Rabu besok, maka pembahasan akan dilanjutkan pada waktu berikutnya.

Ia pun membuka kemungkinan menggelar rapat konsinyering di masa reses tengah masa reses.

"Kita ingin yang terbaik, karena dari awal ingin mendesain membuat konsep Pemilu 2024 yang harus lebik baik dari pemilu sebelumnya," kata Doli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com