Datangnya pesawat Multirole F-16 Fighting Falcon pada akhir 1989 menambah keperkasaan TNI AU, serta Radar Thomson dan Plessey.
Untuk membentuk penerbang-penerbang muda, didatangkan pesawat AS-202/ 18 A Bravo sebagai pesawat latih mula.
Ke depan TNI AU berpeluang akan terus meningkatkan kualitas kekuatannya seiring akan segera bergabungnya alutsista-alutsista baru. Misalnya, 36 jet tempur generasi 4.5 buatan Prancis, Rafale.
Salah satu Sejarah monumental yang selalu diperingati jajaran TNI AU setiap tahun adalah Hari Bhakti TNI AU.
Baca juga: Berkunjung ke Australia, KSAU: RAAF Mitra Strategis TNI AU di Kawasan Selatan
Peringatan Hari Bhakti TNI AU dilatarbelakangi oleh dua peristiwa yang terjadi dalam satu hari, yakni pada 29 Juli 1947.
Peristiwa pertama, pada pagi hari, tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani, dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Peristiwa kedua, jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA karena ditembak yang megakibatkan gugurnya tiga perintis TNI AU masing-masing Adisutjipto, Abdurahman Saleh dan Adisumarmo.
Pesawat Dakota yang jatuh di daerah Ngoto, selatan Yogyakarta itu, bukan pesawat militer, melainkan pesawat sipil yang disewa oleh Pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaya.
Penembakan dilakukan oleh dua pesawat militer Belanda jenis Kittyhawk, yang merasa kesal atas pengeboman para kadet TNI AU pada pagi harinya.
Untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan ketiga perintis TNI AU tersebut, sejak Juli 2000, di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA (Ngoto) telah dibangun sebuah monumen perjuangan TNI AU.
Di lokasi tersebut juga dibangun tugu dan relief tentang dua peristiwa yang melatar belakanginya. Di lokasi monumen juga dibangun makam Adisutjipto dan Abdurahman Saleh beserta istri-istri mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.