Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sandro Gatra
Wartawan, tinggal di Jakarta.

Wartawan, tinggal di Jakarta. Menyukai isu-isu politik dan hukum. Bergabung dengan KOMPAS.com sejak 2009. Saat ini menjadi Editor Kolom & Konsultasi Hukum KOMPAS.com.

Jokowi Ingin Lebih Lama Berkuasa?

Kompas.com - 31/03/2022, 09:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terbaru, sejumlah kepala desa dan perangkat desa bergabung dalam barisan. Teriakan "Jokowi tiga periode" muncul saat acara Silaturahim Nasional Apdesi 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (29/3/2022).

Kebetulan, teriakan itu bergema saat sesi tanya jawab dengan Luhut.

Jika mengacu pada pernyataan Jokowi sebelumnya, maka para kepala desa dan perangkat desa tersebut sama saja ingin menampar muka Jokowi, ingin cari muka terhadap Jokowi, atau ingin menjerumuskan Jokowi.

Taat konstitusi yang bisa diubah

Isu ini makin panas karena jawaban Jokowi yang tidak lagi lugas dan tegas ketika merespons wacana presiden tiga periode dan penundaan pemilu yang kembali muncul.

Kini, Jokowi hanya menekankan dirinya akan patuh pada konstitusi. Jokowi membebaskan orang-orang untuk memberi usul soal masa jabatannya.

"Kita bukan hanya taat dan tunduk, tetapi juga patuh pada konstitusi," kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022).

"Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden, menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas aja berpendapat. Tetapi, kalau sudah pada pelaksanaan semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi," kata Jokowi.

Jokowi sempat mengulangi pernyataan senada pascaseruan "Jokowi tiga periode" saat acara Silaturahim Nasional Apdesi 2022.

"Teriakan-teriakan seperti itu (masa jabatan 3 periode) kan sudah sering saya dengar. Tetapi yang jelas, konstitusi kita sudah jelas. Kita harus taat, harus patuh terhadap konstitusi, ya," ujar Jokowi, seusai meninjau Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (30/3/2022).

Publik menilai pernyataan Jokowi saat ini bersayap sehingga bisa ditafsirkan beragam.

Jokowi mengaku taat konstitusi. Jelas konstitusi yang dimaksud adalah UUD 1945 saat ini, yang tidak memberi ruang seseorang menjabat kepala negara lebih dari lima tahun (pemilu ditunda) atau bisa lebih dari dua periode.

Namun, yang disuarakan para pendukung Jokowi adalah amandemen Pasal 7 UUD 1945. Dengan amandemen, maka Jokowi tidak melanggar konstitusi jika ingin maju kembali dalam Pilpres 2024 atau menunda pemilu, bukan? Sama-sama "taat konstitusi".

Tidak tegasnya jawaban Jokowi membuat publik menyoroti kemungkinan manuver koalisi pemerintah di MPR. Apalagi, MPR berencana melakukan amandemen UUD 1945 secara terbatas terkait Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).

Sejumlah elite parpol pendukung pemerintah memang sudah melontarkan penolakan amandemen untuk mengubah masa jabatan presiden.

Namun, apakah sikap politisi bisa dipegang? Publik punya penilaian sendiri jika melihat patgulipat parpol dan pemerintah. Terakhir, bisa dilihat dari pengesahan UU Cipta Kerja.

Tidak tegasnya sikap Jokowi membuat masyarakat bereaksi keras. Sejumlah akademisi, aktivis, hingga tokoh politik terus menyuarakan penolakan penundaan pemilu atau wacana presiden periode dengan beragam alasan.

Salah satunya, mereka mengingatkan, membatasi kekuasaan pemerintah melalui pengaturan pembatasan masa jabatan untuk menghindari pemerintahan yang otoriter berkaca pada masa orde baru dan pemerintahan di negara lain.

Tampaknya, perdebatan masa jabatan presiden tak akan selesai selama Jokowi tidak lugas dan tegas menjawab, apakah memang ingin lebih lama berkuasa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com