Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat KTT G20, Indonesia Diharapkan Dorong Putin Buka Jalan Perdamaian dengan Ukraina

Kompas.com - 25/03/2022, 19:04 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Abdul Muhaimin Iskandar berharap, Presiden Rusia Vladimir Putin bisa hadir di puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) Indonesia pada Oktober 2022 mendatang.

Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin itu berharap, Indonesia dapat mendorong Putin membuka jalan perdamaian dengan Ukraina.

Namun, bila tak ada ruang untuk mengkomunikasikan hal tersebut, menurutnya, Putin tak perlu hadir di KTT G20.

"Diharapkan kedatangan Putin jadi sarana cari solusi damai. Tapi saya belum melihat perkembangan terakhir. Nanti saya tanya Bu Menteri Luar Negeri (Menlu), mestinya pertimbangkan hadirkan Putin atau tidak. Karena kalau hadirkan Putin untuk perdamaian bagus, tapi kalau tidak ya untuk apa?" ujarnya.

Dia mengatakan itu usai menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin di ruang Delegasi, Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Usai Bertemu Pimpinan DPR, Dubes Ukraina Harap Rusia Diboikot dari G20

Gus Muhaimin mengatakan, bila Menlu Retno Marsudi dan Presiden Joko Widodo berharap Putin datang, maka KTT G20 adalah forum untuk bicara langsung kepada Putin.

“Kalau Putin enggak dateng kita gunakan G20 untuk solidaritas dunia untuk hentikan perang," sambungnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menekankan, pihaknya akan terus membantu mengkomunikasikan persoalan tersebut kepada Menlu dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia menyampaikan, dengan adanya jembatan komunikasi dari Indonesia, Ukraina berharap Rusia tak lagi mengganggu kedaulatan wilayahnya.

"Pasti, terkait perkembangan ini akan saya sampaikan melalui Pak Presiden maupun Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Yang disampaikan Dubes terakhir ini, maupun yang disampaikan Dubes Rusia kemarin. Karena ada perbedaan informasi yang harus dikonfirmasi sama-sama," terangnya.

Dia menilai, titik temu persoalan tersebut hanya satu yang diharapkan Ukraina, yakni Rusia tidak lagi mengganggu kedaulatan negara mereka.

Baca juga: Anggota DPR Sebut Kesolidan G20 Diuji di Tengah Isu Kehadiran Putin

“Negosiasi ini macet karena permintaan Rusia yang dianggap Ukraina merebut kedaulatan," jelasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Gus Muhaimin mendengarkan perkembangan terkini di Ukraina yang masih berkonflik dengan Rusia. Ia berjanji akan berperan sebagai fasilitator perdamaian kedua negara.

"Dubes Ukraina datang ke kantor DPR dan menjelaskan semua perkembangan yang memilukan, memprihatinkan, agresi Rusia kepada Ukraina. Beliau harap Indonesia berperan aktif untuk hentikan perang,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, Dubes Ukraina berharap G20 menjadi sarana meminta Putin menghentikan serangan pada Ukraina yang berada dalam posisi sangat sulit karena masih menerima serangan dan kerusakan dari Rusia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com