Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penahanan Bos Robot "Trading" Fahrenheit yang Rugikan Korbannya Ratusan Miliar Rupiah

Kompas.com - 24/03/2022, 10:40 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal (Bareksrim) Polri telah menetapkan Hendry Susanto sebagai tersangka kasus dugaan investasi bodong.

Ia merupakan Direktur PT FSP Akademi Pro yang mengelola robot trading Farenheit.

Kasubdit V Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Ma’mun mengatakan, Hendry mestinya diperiksa pada Senin (21/3/2022).

Namun, ia baru mendatangi Bareskrim Polri pada Selasa (22/3/2022) sekitar pukul 00.30 WIB.

Setelah menjalani pemeriksaan, penyidik menyimpulkan bahwa Hendry merupakan pemimpin dalam robot trading Fahrenheit.

Cukup alat bukti, pasca-pemeriksaan itu, penyidik langsung menetapkan Hendry sebagai tersangka dan menahannya selama 20 hari ke depan.

Kerugian ratusan miliar rupiah

Ma’mun menyebutkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan pada 18 orang korban.

Para korban itu mewakili masing-masing kelompoknya yang berjumlah puluhan hingga ratusan orang.

“Itu rupanya mereka mewakili kelompok-kelompoknya, jadi satu kelompok itu ada 15 ada 20 orang, ada 100 orang,” sebutnya dalam keterangan, Rabu (23/3/2022).

Dari pemeriksaan itu, diduga kerugian akibat investasi bodong robot trading Fahrenheit mencapai ratusan miliar rupiah.

“Dari 18 korban yang kita mintai keterangan (kerugian) baru ratusan miliar,” tuturnya.

Baca juga: Hendry Susanto, Bos Fahrenheit yang Janjikan Cuan, tapi Malah Bikin Rugi Korban Ratusan Miliar Rupiah

Mulanya robot trading Fahrenheit dilaporkan karena para korban tak bisa melakukan pencairan dana dan pembatalan pembelian sejak 7 Maret 2022.

Salah satu korbannya adalah aktor Chris Ryan.

Chris menceritakan, robot trading Fahrenheit sengaja mengalahkan semua investor dan membuat kerugian mencapai Rp 5 triliun.

Ditangani Polda Metro Jaya

Perkara ini tak hanya ditangani oleh Bareskrim Polri, tetapi juga Polda Metro Jaya.

Sebab, empat tersangka berinisial D, IL, DB, dan MF telah diringkus anggota Polda Metro Jaya pada Selasa.

Baca juga: Cara Hendry Susanto Tipu Para Investor Lewat Robot Trading Fahrenheit

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengungkapkan, tiga tersangka diringkus di kawasan Taman Anggrek, Jakarta Barat, dan satu orang ditangkap di Alam Sutera, Tangerang.

Sejumlah barang bukti disita dalam penangkapan itu, antara lain mobil Lexus dan Toyota Fortuner, serta dua unit apartemen.

Iming-iming duduk diam dapat duit

Auliansyah menuturkan cara para tersangka membujuk dan membuai para korban.

Pertama, disebutkan bahwa robot trading bisa memantau dan mengamankan uang yang diinvestasikan para member.

Baca juga: Robot Trading Fahrenheit Pakai Slogan Diam Duduk, Dapat Duit untuk Rayu Korban

“Jadi nanti robot ini bisa mengamankan uang masyarakat ini, tidak akan loss, tidak akan kalah, tidak akan hilang, jadi akan untung terus,” katanya.

Kedua, para tersangka membuai para korban dengan memberi tahu slogan robot trading Farenheit, yaitu “duduk, diam, dapat duit” atau D4.

Saat ini para tersangka dijerat dengan Pasal 28 Ayat 1, Pasal 27 Ayat 2 dan Pasal 45 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Rekayasa margin call

Dikutip dari Kontan, motif penipuan dalam robot trading Fahrenheit adalah operator membuat transaksi seolah-olah margin call (MC).

Margin call adalah peringatan dari broker atau sekuritas kepada investor untuk menambah modal ke rekening investasinya.

Kondisi itu terjadi saat nilai ekuitas nasabah nyaris habis karena adanya posisi merugi cukup parah dalam akunnya.

Jika hal itu terjadi, seorang trader harus menambah dana akun karena, kalau tidak, pihak broker dapat menutup paksa posisi trading-nya dalam kondisi stop out (rugi).

Aksi manipulasi margin call robot trading Fahrenheit menyebabkan deposit member habis terkuras.

Baca juga: Hendry Susanto Ditangkap, OJK Ungkap 11 Investasi Ilegal Robot Trading Selain Fahrenheit

Presiden Komisaris HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, saat investor bertransaksi di robot trading abal-abal dan menggunakan broker yang tidak memiliki izin dari Bappebti, risiko margin call tidak bisa dihindari.

"Karena semua memang sudah direncanakan dari awal," kata Sutopo.

Bahkan, melakukan withdrawal atau penarikan dana oleh nasabah kemungkinan besar tidak bisa.

Begitu pun jika ingin memasang stop loss atau menghentikan transaksi yang merugi dalam perdagangan.

"Ini merupakan cara exit yang disengaja," kata Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com