Kebakaran pertama terjadi satu tahun setelah Sarinah dibuka. Adapun kebakaran terhebat terjadi pada tahun 1984 yang kala itu mengenai lantai 6 ke atas.
Saking besarnya api, sumber air yang dipakai pemadam kebakaran masih kurang, sehingga harus memasok dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Bank Indonesia.
Setelahnya, sempat terjadi beberapa kebakaran lain sebelum kejadian terakhir pada 2015 yang mengenai lantai 13 dan 14 Gedung Sarinah.
Sebelum Sarinah ditutup pada 2020, desain terakhirnya dari 1992 memiliki tangga dan jembatan di area tersebut. Dulu, tangganya langsung menyatu ke trotoar tanpa ada pagar.
Selain itu, ada jembatan penghubung ke Djakarta Theater, gedung bioskop dan pusat perbelanjaan di seberang Gedung Sarinah.
Dengan demikian, masyarakat yang berada di Sarinah tidak perlu keluar gedung untuk menuju Djakarta Theater, begitu pun sebaliknya.
Baca juga: Kisah Friedrich Silaban: Pergolakan Batin Arsitek Masjid Istiqlal dan Kedekatannya dengan Soekarno
Bahkan, semula Djakarta Theater hendak dijadikan gudang Sarinah, tetapi kemudian mangkrak dan dijadikan tempat menonton teater.
Jembatan tersebut roboh tiba-tiba pada Maret 1981. Diduga karena dua alasan, yaitu pergetaran akibat pembangunan gedung dan lalu lintas padat, serta penurunan tanah.
Pasca-kerobohan jembatan itu, pemerintah tak membangun ulang hingga saat ini.
(Sumber: Kompas.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini | Editor: Anggara Wikan Prasetya, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.