Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang Kompas: 66,7 Persen Masyarakat Nilai Usulan Penundaan Pemilu demi Kepentingan Politik

Kompas.com - 14/03/2022, 10:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usulan penundaan Pemilu 2024 dinilai hanya untuk mengakomodir kepentingan politik.

Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru pada 7-12 Maret 2022.

Berdasarkan survei itu, mayoritas masyarakat justru tidak berpandangan bahwa usulan penundaan Pemilu 2024 betul-betul demi kepentingan pemulihan ekonomi.

"66,7 persen kepentingan politik, 23,4 persen demi kepentingan ekonomi nasional, 9,9 persen tidak tahu," tulis hasil survei Litbang Kompas dikutip dari Kompas.id, Senin (14/3/2022).

Respon senada juga diketahui saat pertanyaan berbeda diajukan. Mayoritas responden atau sekitar 62,3 persen setuju pemilu tetap digelar 14 Februari 2024.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Enam Partai Politik Setuju Pemilu 2024 Tetap Digelar

Hanya 10,3 persen responden yang mengaku setuju Pemilu 2024 ditunda 2-3 tahun lagi untuk menjaga agenda pemulihan ekonomi akibat pandemi.

Selanjutnya, hasil survei juga menunjukkan bahwa responden meyakini bangsa Indonesia mampu mengatasi dampak pandemi tanpa harus mengubah atau memperpanjang masa jabatan pemerintahan, baik presiden, DPR dan lainnya.

"79,8 persen mampu mengatasi. 13,2 persen tidak mampu mengatasi. 7 persen tidak tahu," tulis hasil survei.

Kendati demikian, responden survei juga mengaku puas dengan pernyataan terkini Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap usulan penundaan Pemilu 2024.

Adapun Jokowi mengaku akan tunduk dan patuh pada konstitusi, dan wacana penundaan pemilu harus menaati konstitusi.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 62,3 Persen Masyarakat Setuju Pemilu Tetap 14 Februari 2024

"Puas 55,5 persen. Tidak puas 24,2 persen. Cukup puas 14,6 persen. Tidak tahu 5,7 persen," tulis hasil survei.

Sementara itu, responden juga menjawab ketika ditanya yakin atau tidak pemilu akan tetap digelar 14 Februari 2024.

Hasilnya, mayoritas responden meyakini pemilu 2024 akan tetap digelar pada 14 Februari 2024.

"71,8 persen yakin. 23,3 persen tidak yakin. 4,9 persen tidak tahu," ungkap hasil survei.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan melalui sambungan telepon terhadap 1.002 responden berusia minimal 17 tahun yang berdomisili di perkotaan di 34 provinsi.

Tingkat kepercayaan survei ini 95 persen dengan margin of error lebih kurang 3,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com