Di tahun 1994, Habibie bersama tim memulai conceptual design pesawat N-2130. Pesawat ini direncanakan dilengkapi dengan teknologi canggih advanced fly-by-wire system.
"Kemudian masuk ke Preliminary-design, kita mulai gambar detail. Kita kerjakan selama 3 tahun," ungkap Andi.
Sebagai pesawat baru, rancangan pesawat N-2130, antara lain memanfaatkan Computational Fluid Dynamics (CFD) Technology yang canggih untuk mengurangi biaya pengembangan.
Berbeda dengan N-230 Gatotkaca, pesawat N-2130 tidak dibiayai negara selama proses perancangan. Atas prakarsa pemerintah, dibentuk sebuah perusahaan bernama PT Dua Satu Tiga Puluh (DSTP) yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta, dan perorangan.
Baca juga: Kisah PT DI Rumahkan 12.000 Karyawannya di Balik Kesuksesan Pesawat CN235
Andi mengatakan, dari PT DSTP inilah biaya pembuatan awal pesawat N-2130 berasal. Bisa dikatakan, proyek ini berjalan lewat dana patungan.
Pembuatan pesawat komersial bermesin jet karya anak bangsa itu berhenti di tahap detail design. Usai tahap ini, seharusnya N-2130 akan memasuki pembangunan prototipe.
"Ketika 2130 dilaunch, Pak Habibie juga launch PT DSTP. PT ini dibuat untuk kumpulkan dana di program ini. Pak Habibie ini yang pertama kali buat sistem crowdfunding. Pada masa itu adalah pertama. Jadi dananya banyak dari masyarakat," terang dia.
Namun karena Indonesia mengalami krisis moneter, proyek ini ikut terdampak.
Pesawat yang diharapkan selesai tahun 2003 itu membutuhkan dana sekitar 2 miliar USD. Selama perancangannya, N-2130 memang memanfaatkan dana dari PT DSTP.
Baca juga: Pesawat CN235 Mendunia, Ini Kehebatannya Buatan Anak Negeri
Namun untuk produksinya, pesawat ini direncanakan menggunakan dana dari hasil penjualan N-250 Gatotkaca.
Namun karena Gatotkaca berhenti saat hendak memasuki tahap produksi akibat letter of intent (LoI) yang disyaratkan International Monetary Fund (IMF) agar dana pinjaman tidak dialirkan ke IPTN, maka proyek N-2130 pun ikut terhenti.
"Kita tahu N-2130 pada suatu titik akan butuh dana besar juga. Tadinya kan mau dari penjualan N-250. Karena N-250 berhenti, N-2130 nggak bisa juga kita terusin," tutup Andi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.