JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 mengalami penurunan setelah sebelumnya melesat di angka 64.718 pada 16 Februari 2022. Namun, angka kematian akibat Covid-19 hingga saat ini masih tinggi.
Pemerintah melaporkan per Selasa (22/2/2022) kasus harian Covid-19 bertambah 57.491. Dengan demikian, total kasus Covid-19 saat ini mencapai 5.289.414.
Sementara itu, kasus kematian harian Covid-19 dilaporkan bertambah 257. Angka ini merupakan penambahan kasus kematian tertinggi sejak varian Omicron ditemukan di Indonesia pada Desember 2021.
Dengan demikian, total kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini menjadi 146.798.
Baca juga: Kemenkes: 80 Balita Meninggal akibat Covid-19 Selama Gelombang Omicron
Catatan Kompas.com, angka kematian Covid-19 masih fluktuatif dalam tujuh hari terakhir dengan posisi melampaui angka 100, sebagai berikut:
• 16 Februari: 167 kasus.
• 17 Februari: 206 kasus.
• 18 Februari: 216 kasus.
• 19 Februari: 158 kasus.
• 20 Februari: 163 kasus.
• 21 Februari: 176 kasus.
• 22 Februari: 257 kasus.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 19 Februari 2022 tercatat, dari 2.484 pasien meninggal dunia, 73 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap, 27 persen di antaranya dilaporkan sudah divaksinasi lengkap.
Kemudian, 53 persen pasien meninggal di antaranya adalah kelompok lansia dan 47 persen di antaranya kelompok non lansia.
Selanjutnya, 46 persen pasien yang meninggal di antaranya memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan 54 persen tidak memiliki komorbid.
Baca juga: Satgas: Kasus Covid-19 di Luar Jawa-Bali Naik 300 Kali Lipat
Data tersebut juga menyebutkan, penyakit penyerta atau komorbid yang paling banyak dialami pasien Covid-19 adalah diabetes melitus.
Pemerintah juga melaporkan penambahan kasus sembuh sebanyak 38.474 dalam sehari, sehingga total kasus kini mencapai 5.289.414.
Prediksi puncak kasus kematian Covid-19
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak kasus kematian akibat Covid-19 terjadi pada 15-20 hari setelah puncak lonjakan kasus harian Covid-19.
Prediksi tersebut dikemukakan Budi, setelah melihat pengalaman negara-negara lain yang sudah melewati gelombang kasus Covid-19 akibat Omicron.
"Jadi waktu di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta sudah mulai menurun, Bali juga sudah mulai menurun tapi puncak kematiannya baru akan terjadi dua minggu sesudahnya," kata Budi dalam konferensi pers terkait hasil rapat terbatas (ratas) PPKM, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Pengelola Wajibkan Anak di Atas 6 Tahun Divaksinasi Covid-19 Dosis Pertama untuk Masuk ke Ancol
Budi melanjutkan, dari monitoring Kemenkes, pasien yang meninggal dunia sebagian besar belum divaksinasi dosis lengkap, baru mendapatkan vaksin dosis satu, memiliki komorbid, dan lansia.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk segera mengikuti program vaksinasi Covid-19 sampai dosis dua dan vaksinasi booster.
Budi menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk melakukan koneksi data guna mempercepat deteksi pasien dengan komorbid.
"Sehingga kalau kasus Covid-19-nya ringan, tapi bisa segera langsung masuk karpet merah di rumah sakit kita," ucap dia.
Vaksinasi booster beri perlindungan
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster memberikan perlindungan 91 persen dari risiko kematian apabila terpapar Covid-19.
"Vaksinasi lengkap memberikan perlindungan hingga 67 persen dari kematian, bahkan 91 persen bagi yang mendapatikan vaksin booster," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Selasa.
Baca juga: Interval Booster untuk Lansia Jadi 3 Bulan, Ini Ketentuan Dosis Vaksin yang Bisa Digunakan
Nadia menjelaskan, angka tersebut didapatkan dari analisis Kemenkes dari 17.871 pasien yang dirawat di rumah sakit selama periode 21 Januari sampai 19 Februari.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa risiko kematian bagi non lansia tanpa komorbid yang telah mendapatkan vaksin booster hanya 0,49 persen.
"Sedangkan risiko kematian lansia tanpa komorbid yang sudah mendapatkan booster itu 7,5 persen, ini risikonya sangat rendah," ujarnya.
Sementara itu, risiko kematian non-lansia tanpa komorbid yang telah divaksinasi lengkap dua dosis sebesar 2,9 persen.
Selaku, risiko kematian lansia tanpa komorbid yang sudah divaksinasi lengkap dua dosis adalah 22,8 persen.
"Dari data yang kaji, risiko kematian meningkat rata-rata 3,5 kali lebih tinggi pada kelompok lansia dan orang yang memiliki komorbid juga terutama risiko kematiaan akan meningkat pada orang yang belum mendapatkan vaksinasi," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.