Sering para pengikut aliran ini mengenakan pakaian dan seragam tertentu, yang berbeda dengan mayoritas umat.
Bahkan, berseragam dalam pola pikir, pola hidup, cara berbusana, cara makan, dan cara berperilaku sehari-hari.
Jika ditemukan unsur berbeda, kelainan itu harus dicuci; fisik dan otak. Demi terbentuknya uniformitas, dalam praktik keberagamaan dogmatis, kerapkali disertai doktrin dan pemaksaan.
Bahkan, untuk kasus-kasus tertentu, dianggap perlu dilakukan pemaksaan dengan kekerasan sebagai bentuk "mendisiplinkan" mental dan menjaga kesucian ajaran. Intimidasi adalah hal lumrah.
Anasir negatif dan intimidatif ini, amat potensial menjadi racun bagi keberagaman Indonesia.
Minoritas yang merasa mayoritas hanya karena marasa diri paling otoritatif menafsir dalil-dalil agama.
Dengan landasan teologis tertentu yang berbeda dengan pendapat jumhur 'ulama; mereka memaksakan aspirasi kuasa di luar alat-alat kelengkapan konstitusional.
Mereka merajai jalanan. Sejak awal republik ini dilahirkan, potensi destruktif mereka sudah muncul.
V. The Inspiring Majority
Namun, setelah melewati berbagai gelombang, bangsa Indonesia kini kian merasakan keberadaan "tuah" PBNU--Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Empat pilar inilah yang menyangga Indonesia yang multietnis, banyak agama, beragam bahasa, menyebar di ratusan pulau dan kepulauan.
Indonesia adalah Jawa sekaligus Batak, Madura, Minang, Sunda, Bugis, Dayak, Asmat, Banjar, Betawi, Minahasa, Melayu dan lain-lain.
Di atas tanah Indonesia yang subur, Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu tumbuh bersama.
Sebagai mayoritas, Islam menjelma pohon besar. Dahannya berupa paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
Rantingnya, antara lain, menumbuhkan Nahdlatul Ulama dan Persarikatan Muhammadiyah: dua lokomotif besar gerakan Islam yang adaptable untuk Indonesia.
Keduanya berperan besar membentuk paham kebangsaan Indonesia. Keduanya memiliki andil dan saham dalam melahirkan NKRI.
Di atas republik yang aman dan damai, agama diamalkan dengan penuh kedamaian. Indonesia yang damai adalah prasyarat terlaksananya ibadah yang khusyu'.
Menjaga Indonesia yang damai adalah kwajiban bersama. Inilah dua mayoritas yang menginspirasi semua unsur penguat dalam menjaga Indonesia.
---Maa Laa Yatimmul Waajib Illaa Bihi Fahuwa Waajib--- Jika suatu kewajiban tidak bisa sempurna karena suatu hal, maka (keberadaan) hal tersebut adalah wajib---
Wallaahu A'lam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.