Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ishaq Zubaedi Raqib
Mantan Wartawan

Ketua LTN--Infokom dan Publikasi PBNU

Mayoritas yang Menginspirasi

Kompas.com - 21/02/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sering para pengikut aliran ini mengenakan pakaian dan seragam tertentu, yang berbeda dengan mayoritas umat.

Bahkan, berseragam dalam pola pikir, pola hidup, cara berbusana, cara makan, dan cara berperilaku sehari-hari.

Jika ditemukan unsur berbeda, kelainan itu harus dicuci; fisik dan otak. Demi terbentuknya uniformitas, dalam praktik keberagamaan dogmatis, kerapkali disertai doktrin dan pemaksaan.

Bahkan, untuk kasus-kasus tertentu, dianggap perlu dilakukan pemaksaan dengan kekerasan sebagai bentuk "mendisiplinkan" mental dan menjaga kesucian ajaran. Intimidasi adalah hal lumrah.

Anasir negatif dan intimidatif ini, amat potensial menjadi racun bagi keberagaman Indonesia.

Minoritas yang merasa mayoritas hanya karena marasa diri paling otoritatif menafsir dalil-dalil agama.

Dengan landasan teologis tertentu yang berbeda dengan pendapat jumhur 'ulama; mereka memaksakan aspirasi kuasa di luar alat-alat kelengkapan konstitusional.

Mereka merajai jalanan. Sejak awal republik ini dilahirkan, potensi destruktif mereka sudah muncul.

V. The Inspiring Majority

Namun, setelah melewati berbagai gelombang, bangsa Indonesia kini kian merasakan keberadaan "tuah" PBNU--Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.

Empat pilar inilah yang menyangga Indonesia yang multietnis, banyak agama, beragam bahasa, menyebar di ratusan pulau dan kepulauan.

Indonesia adalah Jawa sekaligus Batak, Madura, Minang, Sunda, Bugis, Dayak, Asmat, Banjar, Betawi, Minahasa, Melayu dan lain-lain.

Di atas tanah Indonesia yang subur, Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha, Konghuchu tumbuh bersama.

Sebagai mayoritas, Islam menjelma pohon besar. Dahannya berupa paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Rantingnya, antara lain, menumbuhkan Nahdlatul Ulama dan Persarikatan Muhammadiyah: dua lokomotif besar gerakan Islam yang adaptable untuk Indonesia.

Keduanya berperan besar membentuk paham kebangsaan Indonesia. Keduanya memiliki andil dan saham dalam melahirkan NKRI.

Di atas republik yang aman dan damai, agama diamalkan dengan penuh kedamaian. Indonesia yang damai adalah prasyarat terlaksananya ibadah yang khusyu'.

Menjaga Indonesia yang damai adalah kwajiban bersama. Inilah dua mayoritas yang menginspirasi semua unsur penguat dalam menjaga Indonesia.

---Maa Laa Yatimmul Waajib Illaa Bihi Fahuwa Waajib--- Jika suatu kewajiban tidak bisa sempurna karena suatu hal, maka (keberadaan) hal tersebut adalah wajib---

Wallaahu A'lam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com