Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Covid-19 Terkini, Benarkah Indonesia Sudah Dekati Puncak Pandemi Gelombang Omicron?

Kompas.com - 18/02/2022, 05:46 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

Total kasus aktif: 445.190
DKI Jakarta: 91.396
Jawa Barat: 134.774

17 Februari 2022
Total kasus Covid-19 harian: 63.956
DKI Jakarta: 8.977
Jawa Barat: 16.251

Total kasus aktif: 469.868
DKI Jakarta: 80.907
Jawa Barat: 147.882

Dekati pucak Omicron?

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi, puncak pandemi gelombang kedua di Indonesia akan terjadi pada akhir Februari dengan masa kritis hingga pertengahan Maret.

Namun demikian, setiap daerah akan menunjukkan tren Covid-19 yang berbeda.

Baca juga: Gelombang Omicron Lampaui Puncak Delta, Airlangga: Masih Terkendali

Menurut Dicky, tidak mudah untuk menetapkan masa puncak gelombang pandemi di suatu daerah. Sebab, tren kasus Covid-19 bisa berubah-ubah.

"Setidaknya sampai akhir bulan ini, terutama di Jawa yang besar ini, ini yang akan berkontribusi pada puncak (pandemi)," kata Dicky kepada Kompas.com, Kamis (17/2/2022).

Meski pemerintah memprediksi bahwa wilayah penularan Covid-19 tertinggi akan bergeser, menurut Dicky, mayoritas kasus Covid-19 akan tetap dicatatkan daerah-daerah di Pulau Jawa.

Itu bukan berarti penularan virus corona di luar Jawa lebih kecil. Penularannya tetap tinggi, hanya saja kasusnya tidak banyak ditemukan karena angka pengetesan yang lebih sedikit ketimbang di Pulau Jawa.

Baca juga: Airlangga: Sekarang Episentrum Omicron di Jakarta, Dua-Tiga Minggu Lagi Bisa ke Luar Jawa

Oleh karenanya, Dicky mengingatkan pemerintah untuk lebih cermat dalam menganalisis perkembangan Covid-19 di semua daerah dan tidak terburu-buru menyatakan suatu wilayah telah melewati masa puncak Covid-19.

"Saya ingatkan, enggak mudah menetapkan masa puncak (pandemi) itu, harus hati-hati dan perlu banyak variabel yang dilihat dengan cermat dan komprehensif. Dan dalam analisis saya itu belum (melewati masa puncak pandemi)," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com