Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Teratas di Survei SMRC, Viva Yoga: Salah Satu Bakal Capres Potensial yang Masuk Radar PAN

Kompas.com - 16/02/2022, 16:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi merespons positif hasil survei SMRC yang menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menempati posisi pertama. 

Yoga mengatakan, Ridwan Kamil memang dicermati oleh PAN sebagai calon presiden (capres) yang berpotensi diusung pada Pilpres 2024.

"Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) adalah salah satu bakal capres potensial yang masuk radar PAN," kata Viva Yoga saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Viva Yoga kemudian mengomentari survei SMRC yang dilakukan pada responden di Jawa Barat. Menurut dia, Ridwan Kamil menempati posisi atas merupakan tanda cinta dari masyarakat Jawa Barat terhadapnya.

Sosok mudah bergaul dengan masyarakat yang ditunjukkan Ridwan Kamil, disebut sebagai penilaian tersendiri bagi warga Jawa Barat.

"Jika hasil survei Kang Emil unggul di Provinsi Jawa Barat dibandingkan dengan figur lainnya, hal itu menunjukkan betapa bangga dan cintanya masyarakat Jawa Barat kepada Kang Emil. Hal ini karena sosok Kang Emil yang dekat dengan masyarakat, gaul dan komunikatif," ujarnya.

Baca juga: Elektabilitas Tinggi, Mungkinkah Ridwan Kamil, Anies, dan Ganjar Diusung Partai Jadi Capres?

Selain itu, Ridwan Kamil juga disebut memiliki visi dan kapasitas memimpin serta mencintai Indonesia.

Hal ini, menurut Viva Yoga, menjadi alasan mengapa masyarakat Jawa Barat memilih Ridwan Kamil.

Kendati demikian, kader-kader PAN ditegaskannya tetap menyuarakan aspirasi agar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dapat maju di Pilpres 2024.

"Aspirasi kader PAN di Pilpres 2024 untuk mengusung Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan," terangnya.

Baca juga: Survei SMRC: Jika Pilgub Jabar Diadakan Sekarang, Ridwan Kamil Tak Terkalahkan

Yoga mengemukakan, PAN tidak dapat mengusung calon presiden seorang diri karena terganjal presidential threshold 20 persen sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Sehingga, untuk Pilpres, PAN menilai keputusan siapa pasangan calon akan ditetapkan oleh koalisi partai politik lainnya.

"PAN masih mencermati dan menilai kondisi obyektif politik nasional. Di Rakernas I PAN tahun 2021 telah menetapkan untuk memberi kewenangan kepada ketua umum PAN mengambil langkah-langkah strategis dalam penentuan paslon di pilpres," jelas Viva Yoga.

Terkait koalisi partai, PAN disebut masih dinamis dan dalam proses dialogis.

Namun, Viva Yoga mengungkap sejumlah persyaratan jika partai politik tertarik berkoalisi dengan PAN.

Pertama, memiliki platform dan kesamaan perjuangan untuk pembangunan demokrasi dan kemajuan NKRI.

"Kedua, diharapkan dapat berkoalisi terus di parlemen, bukan hanya di saat di pilpres saja. Tiga, figur yang akan diusung oleh koalisi partai adalah sosok yang memiliki integritas pribadi, cinta rakyat dan bangsa Indonesia, memiliki visi dan kapasitas memimpin bangsa, serius menegakkan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan," ujarnya.

Baca juga: Nasdem Pertimbangkan Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil untuk Diusung jadi Capres

Sebelumnya, dalam survei SMRC, Ridwan Kamil menempati posisi teratas dalam top of mind yang dipilih masyarakat Jawa Barat jika Pemilihan Presiden digelar saat ini.

Ridwan memperoleh 13 persen dukungan masyarakat Jawa Barat. Posisi kedua ditempati oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 12,2 persen. Ketiga, Prabowo Subianto 12 persen.

Posisi empat ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 10,7 persen. Kelima, ada Sandiaga Uno 2,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com