Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Lagi Susah karena Pandemi, Istana Diminta Tunda Beli Mobil Baru

Kompas.com - 09/02/2022, 12:54 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah menilai, pihak Istana sebaiknya menunda rencana pembelian mobil dengan total anggaran Rp 8,3 miliar di tengah situasi pandemi Covid-19.

Menurut Trubus, rencana itu mesti ditunda agar tidak menyakiti hati masyarakat yang sedang terpuruk dan menghadapi ketidakpastian akibat pandemi yang tidak kunjung berakhir.

"Lebih baik pemerintah, istana, menunda dulu sampai nanti kondisinya melandai karena sekarang ini publik kita sedang dalam menghadapi ketidakpastian karena Covid ini tidak selesai-selesai," kata Trubus saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Menurut dia, alasan pemerintah bahwa mobil tersebut akan digunakan untuk tamu negara juga dinilai sumir, karena kondisi pandemi membuat tak banyak tamu negara ke Indonesia.

Trubus juga menilai alasan pemerintah bahwa pengadaan ini sudah direncanakan sejak 2018 tidak dapat diterima karena bagaimanapun pengadaannya dilakukan di tengah situasi masyarakat yang kesulitan.

Baca juga: Saat Istana Beli 4 Mobil Mewah Senilai Rp 8,3 M Pakai Anggaran Negara...

"Kebijakan ini ironi, kondisi Covid lagi seperti ini, masyarakat lagi susah, di satu sisi juga tamu-tamu negara juga enggak banyak karena masing-masing negara dalam situasi memperketat dirinya dalam pengendalian Covid," kata Trubus.

Trubus berpendapat, pemerintah sebaiknya dapat menggunakan kendaraan yang sudah ada atau menyewa kendaraan dari penyedia jasa rental.

"Kita bukan negara yang sama sekali enggak ada, artinya kendaraan-kendaraan yang lama kan ada juga. Istana menggunakan rental juga bisa, membantu masyarakat yang lagi kesusahan pelaku-pelaku usaha itu," ujar dia.

Ia menambahkan, pihak Istana semestinya juga dapat menjadi contoh bagi pemerintah daerah maupun kementerian/lembaga lainnya agar tidak memboroskan anggaran dengan selalu membeli mobil baru.

"Harusnya Istana memberi contoh kepada daerah-daerah yang selama ini daerah kan banyak membeli kendaraan itu baru-baru tapi banyak kritikan dari masyarakat, harusnya di situlah mereka belajar," kata Trubus.

Diberitakan, Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) menganggarkan Rp8,3 miliar untuk membeli kendaraan bermotor pada 2022.

Baca juga: Istana Sebut Pengadaan Mobil Rp 8,3 M Sudah Direncanakan sejak 2018

Hal ini diketahui dari laman resmi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Keuangan yang dipantau pada Selasa (8/2/2022).

Di laman itu tertulis keterangan pengadaan dilakukan secara tender dengan menggunakan anggaran APBN 2022. Pengadaan tersebut berkode tender 35735011.

Menanggapi hal itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengadaan kendaraan untuk kegiatan negara dan tamu-tamu kenegaraan.

"Pengadaan kendaraan ini adalah untuk kegiatan kenegaraan dan tamu-tamu negara," ujar Heru dalam keterangan tertulisnya pada Selasa.

"Pengadaan ini sudah direncanakan sejak tahun 2018 melalui proses kajian secara mendalam yang disusun bersama-sama dengan Biro Umum, Kementerian Sekretariat Negara dan Sekretariat Wakil Presiden," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com