Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Jutaan Obat Covid-19, GP Farmasi: Ini Mau Dikemanakan kalau Pandemi Berakhir?

Kompas.com - 02/02/2022, 13:34 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi Indonesia Tirto Kusnadi mengungkapkan, sejumlah pengusaha industri farmasi mempertanyakan pemerintah soal langkah yang akan dilakukan terhadap obat-obat Covid-19 jika pandemi sudah berakhir.

Menurut dia, seluruh pengusaha pastinya menginginkan pandemi memang cepat berakhir. Hanya saja, biaya produksi obat Covid-19 yang begitu besar akan menjadi pertanyaan apabila obat itu nantinya banyak yang tidak terpakai.

"Anggota kami ini sudah mulai ribut Pak. Ini (obat) kalau nyatanya tidak terpakai dan telah tersedia demikian banyak dan pandemi menurun. Kita ingin pandemi ini menurun Pak, tapi obat-obat ini mau dikemanakan?," kata Tirto dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Gabungan Perusahaan Farmasi Kecewa Pemerintah Tak Kunjung Gandeng Mereka Produksi Vaksin

Tirto mengungkapkan, pertanyaan itu disampaikan lantaran pengusaha industri farmasi mempertimbangkan biaya produksi obat yang sangat besar.

Di sisi lain, pihaknya sudah menyiapkan produksi obat Covid-19 yang begitu banyak.

Dia menuturkan, bahkan hingga kini ketersediaan obat Covid-19 lebih dari puluhan juta tablet.

"Ketersediaan vitamin C, D, E dan Zinc ada 147 juta tablet yang tersedia. Kemudian antivirus Favipiravir tersedia 91 juta tablet. Azithromycin tersedia 11 juta tablet. Remdesivir injeksi tersedia 403.000 vial," jelasnya.

Baca juga: Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19, GP Farmasi: Tak Usah Ragu, Kami Siap Produksi Obat dan Mendistribusikannya

Ia berharap pemerintah memiliki langkah lanjutan terhadap obat-obat Covid-19 apabila nantinya pandemi telah berakhir, terutama agar tidak merugikan para pengusaha atau produsen obat Covid-19 apabila pandemi sudah berakhir.

"Kita swasta itu sudah menyiapkan seluruhnya Pak. Tapi, kalau nanti sampai berhenti, memang kita ingin kalau pandemi ini berhenti. Tapi, ada yang merasa ini berat sekali karena nilai obat begitu besar," ungkapnya.

Di sisi lain, pihaknya mengaku siap melakukan produksi dan distribusi terhadap obat vaksin Covid-19 di Tanah Air.

Utamanya untuk persiapan apabila Indonesia menghadapi gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19.

"Tidak usah ragu, tidak usah takut, seluruh anggota GP Farmasi siap, baik memproduksi maupun mendistribusikan," kata Tirto.

Baca juga: KSP Terima Laporan soal Obat dari Telemedisin Terlalu Lama Sampai ke Pasien Omicron

Dia mengatakan, pihaknya telah belajar dari gelombang pertama dan kedua kasus Covid-19 di Indonesia.

Pada gelombang pertama, diakuinya bahwa jajaran GP Farmasi memang telah semaksimal mungkin mempersiapkan obat dan distribusinya.

"Namun, memang tidak sesempurna yang diharapkan. Pada pandemi gelombang kedua, kita menghadapi banyak kesulitan oleh karena mendadak dan kebutuhan terutama yang menjadi sulit bagi kita, meningkatnya (kebutuhan) sampai empat lima kali lipat," jelasnya.

Baca juga: [HOAKS] Daftar Obat Covid-19 dari Perkumpulan Dokter Wisma Atlet

Belajar dari pengalaman, pihaknya kemudian terus berkonsolidasi untuk mempersiapkan produksi obat Covid-19 bagi masyarakat.

Adapun berdasarkan pemaparannya, terdapat tujuh jenis obat Covid-19 di antaranya Favipiravir, Remdesivir, Heparin Inj, Fondaparinux, Atracurium, Paracetamol Inf/Inj dan Azithromycin.

Tujuh jenis obat Covid-19 itu, ditegaskannya, sudah siap untuk diproduksi dan didistribusikan oleh GP Farmasi.

"Favipiravir, Remdesivir, Heparin, dan lain sebagainya sudah tersedia cukup," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com