Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala KSAD Dudung Singgung Radikalisme dan Minta Prajuritnya Jangan Jadi Ayam Sayur...

Kompas.com - 26/01/2022, 09:18 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengungkapkan, kelompok radikal kini telah memasuki beberapa elemen masyarakat, salah satunya adalah elemen mahasiswa.

Hal itu diketahui Dudung berdasarkan hasil Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan Tahun 2022 beberapa waktu lalu.

"Oleh karena itu, komandan (satuan) sudah menentukan langkah antisipasi, kewaspadaan agar prajurit kita siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi," ujar Dudung saat memimpin apel gelar pasukan yang diikuti 2.655 prajurit TNI AD wilayah Jabodetabek di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

Baca juga: KSAD Tegaskan Kabar Haikal Hassan Bakal Gelar Pengajian di Yonif Para Raider 502 Hoaks

Sebagai langkah antisipasi, Dudung memerintahkan agar semua elemen TNI AD peka terhadap perkembangan kelompok radikal tersebut.

Hal itu mesti dilakukan. Sebab, kata Dudung, perkembangan kelompok radikal saat ini bisa terjadi hanya dalam waktu hitungan menit.

"Oleh karena itu, jangan ragu, harus tahu tempat sampai koordinat di mana kelompok radikal berada. Hingga suatu ketika nanti saatnya yang tidak memungkinkan kalian tahu di mana," tegas eks Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu.

Baca juga: Pernyataan Bupati Langkat soal Kerangkeng untuk Rehabilitasi Dimentahkan BNN

Di samping itu, Dudung meminta prajurit TNI AD untuk segera melakukan pembinaan kepada masyarakat.

Menurut dia, momen pembinaan ini bisa menjadi kesempatan untuk memberikan pemahaman bahwa kelompok radikal bisa merusak kesatuan bangsa.

Dalam kesempatan ini, Dudung juga menyampaikan, posisi prajurit TNI AD sangat strategis. Karena itu, ia meminta prajurit TNI AD tidak ragu menghadapi situasi apa pun.

"Jangan kita terbuai dengan tugas pokok menghadapi ancaman dari luar yang paling mungkin adalah ancaman dari dalam," kata Dudung. 

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com