Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Menkes Berkait Rincian Kejadian Transmisi Lokal Varian Omicron di Indonesia

Kompas.com - 03/01/2022, 17:14 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan rincian transmisi lokal penularan Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Menurut dia, semula ada dua pasien positif Covid-19 yang merupakan pekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

"Lalu dua lagi yang keluarga dari Medan yang datang ke Surabaya. Kemudian satu kasus itu ada anak diplomat yang tertular kakaknya dari luar, tapi dia tinggal di Indonesia," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/1/2021).

Baca juga: Omicron Terdeteksi di Jatim, RSDL Bangkalan Kembali Difungsikan Setelah 3 Bulan Tanpa Pasien

"Satu lagi adalah couple (pasangan) yang jalan liburan ke Bali. Kemudian dia pulang ke Surabaya lalu teridentifikasi di Surabaya," jelasnya.

Menindaklanjuti temuan tersebut, pihaknya sudah melakukan tracing terhadap para kontak erat kasus yang teridentifikasi.

Selain itu, dilakukan pula swab ke pegawai restoran yang pernah dikunjungi pasien positif itu.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Ini yang Harus Dilakukan Jika Omicron Datang

"Tapi alhamdulillah sekarang kontak eratnya negatif," tutur Budi.

Budi menjelaskan, transmisi lokal yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari kondisi penularan varian Omicron yang telah menyebar ke 132 negara di dunia.

Sehingga tidak mungkin varian baru tersebut tidak bisa masuk ke Indonesia.

Meski demikian, Budi menegaskan bahwa kondisi penularan varian Omicron di Indonesia relatif lebih lambat dan lebih baik.

"Kita hambat. Kalau penerapan protokol kesehatannya disiplin dan surveilans baik ya mudah-mudahan kasusnya tidak setinggi yang lain lah. Sekarang ini kita adu disiplin protokol kesehatan," tambah Budi.

Sebelumnya, Budi mengatakan, hingga saat ini total ada 152 kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia.

Budi mengatakan, sebagian besar kasus Covid-19 varian Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.

Baca juga: Selain Jakarta, Pemerintah Siapkan 5 Pintu Masuk untuk Pelaku Perjalanan Internasional

Selain itu, ada enam kasus Covid-19 dari varian Omicron yang merupakan transmisi lokal.

"Dari 152 (kasus Covid-19 dari varian Omicron) kita tahu enam sudah merupakan transmisi lokal, ada yang datang sebagian besar di Jakarta tapi ada juga yang datang dari Medan dan juga dari Bali dan Surabaya," kata Budi dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

Budi mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 dari varian Omicron di Indonesia tidak memiliki gejala dan mengalami gejala ringan.

"Artinya tidak membutuhkan oksigen, saturasinya masih di atas 95 persen dan 34 persen atau 34 orang sudah sembuh dan sudah kembali ke rumah," ujar dia.

Menurut dia, kasus Covid-19 dari varian Omicron bisa menembus seseorang yang sudah divaksinasi.

Meski demikian, vaksin Covid-19 mampu memberikan perlindungan sehingga angka keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan tidak mengalami peningkatan.

"Perlindungan dari T-cell masih bisa melindungi dengan cukup baik. Itu yang menjelaskan kenapa hospitality rate-nya yang masuk rumah sakit lebih rendah," ucap dia.

Budi meminta masyarakat tetap mewaspadai penularan varian Omicron meski kasus Covid-19 di Indonesia berada di titik rendah.

"Ini karantina kita sudah cukup ketat kita berhasil menahan masuknya Omicron ke dalam," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com