Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Sulsel Mengaku Divaksinasi 16 Kali, Komnas KIPI: Cukup 2 Dosis, Selebihnya Kurang Bermanfaat

Kompas.com - 22/12/2021, 11:23 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Baru-baru ini masyarakat diramaikan dengan pengakuan seorang pria bernama Abdul Rahim di Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sudah divaksin hingga 16 kali.

Pengakuan Abdul tersebut ramai diperbincangkan di media sosial pada Senin (20/12/2021).

Dalam video singkat berdurasi 31 detik, Abdul mengungkapkan bahwa ia menjalani belasan suntikan vaksin Covid-19 untuk mendapatkan uang atau menjadi joki.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Safari mengatakan, tidak pernah ada rekomendasi yang menyatakan bahwa seseorang akan lebih kebal bila disuntik lebih banyak vaksin.

"Yang ada suntik sesuai dengan jadwal yang dianjurkan," kata Hindra saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Dinas Kesehatan Periksa Abdul Rahim, Joki Vaksin yang Disuntik 16 Kali di Pinrang

Hindra menegaskan, antibodi di dalam tubuh sudah terbentuk dengan pemberian vaksinasi dosis kedua.

Ia mengatakan, jika vaksinasi berikutnya diberikan dalam waktu dekat, maka antibodi yang baru terbentuk akan menetralkan.

"Sehingga pemberian vaksin berikut kurang bermanfaat," ujarnya.

Lebih lanjut, Hindra mengatakan, tindakan yang lakukan pria tersebut merupakan jalan pintas dengan melanggar aturan.

Ia berharap aparat dapat memberikan sanksi atas tindakan tersebut.

"Namun ini ilustrasi bahwa vaksin covid itu tidak berbahaya bahkan meski diberikan beberapa kali seperti yang diperlihatkan pada kasus ini," pungkasnya.

Baca juga: Ramai soal Pria Mengaku 16 Kali Disuntik Vaksin Corona, Apa Dampaknya?

Adapun kini Abdul Rahim diperiksa polisi bersama dua orang yang mengaku sudah membayarnya untuk disuntik vaksin.

"Kami telah memeriksa Abdul Rahim yang mengaku telah 16 kali divaksin mewakili orang lain. Kita juga telah memeriksa 2 orang yang diwakili oleh Abdul Rahim." kata Kasat Reskirm Polres Pinrang, AKP Deki Marizaldi, Selasa (21/12/2021).

Kepada polisi, Abdul mengakui menjadi joki vaksin karena kebutuhan ekonomi. Dia mengaku kesulitan mendapat pekerjaan di tengah pandemi Covid-19.

"Kita masih mengumpulkan bukti dan sejumlah saksi termasuk mereka yang pernah memakai jasa Abdul Rahim." terang Deki.

"Untuk mengetahui yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa kita masih membutuhkan keterangan ahli. Haya saja Abdul Rahman ini pernah tersangkut kasus penucrian motor dan dipidana," jelas Deki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com