JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 setiap harinya masih tergolong rendah meskipun varian Omicron sudah diumumkan terdeteksi ke Indonesia pada Kamis (16/12/2021).
Ia pun mengajak masyarakat tidak panik, tetapi secara bersamaan tetap waspada dengan corona varian baru Omicron.
Pasalnya, varian Omicron menjadi penyebab lonjakan kasus di berbagai negara tetangga, seperti sejumlah negara di Eropa dan Singapura.
Adapun dalam beberapa waktu terakhir ini, angka penambahan kasus baru Covid-19 masih berada di kisaran angka 200.
"Terkait dengan perkembangan kasus varian Omicron, dapat kami infokan bahwa kasus Covid-19 masih ada dalam tingkat yang rendah pasca ditemukan kasus pertama varian tersebut di Indonesia," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/12/2021).
Pada Senin (10/12/2021) pukul 12.00 WIB, pemerintah mencatat ada penambahan 133 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Penambahan itu membuat total kasus Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 4.260.677 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Adapun angka tersebut diperoleh data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Senin sore. Data juga bisa dilihat di situs https://covid19.go.id/.
Berdasarkan data yang sama, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh dalam 24 jam terakhir bertambah 216 orang sehingga total pasien sembuh ada 4.111.835 orang.
Sedangkan jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga mengalami penambahan 11 orang dalam periode waktu yang sama.
Baca juga: Luhut: Penularan Omicron Baru di Wisma Atlet, Saya Tak Ingin Jadi Polemik
Dengan penambahan tersebut, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah mencapai 144.013 orang sejak awal pandemi.
Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini berjumlah 4.8129 kasus. Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani perawatan.
Pemerintah juga mencatat angka positivity rate kasus positif Covid-19 harian yaitu 0,09 persen secara total.
Namun, jika hanya berdasarkan dengan tes swab PCR dan TCM, maka positivity rate yaitu sebesar 0,54 persen.
Jangan panik, tetap waspada
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan tetap mengingatkan masyarakat tidak panik dalam menghadapi penyebaran virus corona varian Omicron.
Luhut mengeklaim bahwa pemerintah sudah lebih siap mengatasi varian baru ini.
"Jangan sampai ini menimbulkan kepanikan. Tidak ada yang perlu dibuat panik karena semua kesiapan kita jauh lebih bagus dari bulan Mei, Juni, Juli tahun ini," kata Luhut.
Baca juga: Gejala Varian Omicron, Salah Satu yang Umum Tenggorokan Gatal
Beberapa langkah yang disiapkan pemerintah misalnya, memperketat pintu masuk kedatangan masyarakat dari luar negeri dan menambah tempat karantina bagi pelaku perjalanan yang baru tiba di Indonesia.
Kemudian, pemerintah akan menambah jumlah negara yang warganya sementara dilarang masuk ke Tanah Air.
Menurutnya, jika Omicron makin meluas, pemerintah juga akan menambah masa karantina pelaku perjalanan luar negeri dari 10 menjadi 14 hari.
Kendati demikian Luhut mengatakan, pemerintah hingga kini masih belum mengetahui banyak hal terkait Covid-19 varian Omicron.
"Masih banyak yang belum kita ketahui tentang varian Omicron ini," ujar Luhut.
Baca juga: 3 Kasus Omicron di RI, Luhut: Jangan Panik, Kita Sudah Lebih Siap
Berdasarkan hasil penelitian, ia mengatakan, corona varian Omicron bisa menyebar sangat cepat namun dengan tingkat risiko keparahan yang lebih ringan.
Ia juga tetap tidak memungkiri adanya kemungkinan pasien corona varian Omicron meninggal karena tak mendapat perawatan.
Luhut menekankan tidak menutup kemungkinan terjadinya potensi peningkatan perawatan rumah sakit di Indonesia.
"Risiko peningkatan perawatan rumah sakit sebagaimana terjadi di UK itu juga sangat berbahaya. Karena itu dapat juga orang meninggal karena tidak dapat perawatan," katanya.
3 kasus omicron
Setelah Menteri Kesehatan (Menkes) budi Gunadi Sadikin mengumumkan kemunculan satu kasus varian Omicron pada Kamis lalu, pihaknya kembali mengumumkan tambahan dua pasien baru lainnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan sudah terdeteksi ada tiga kasus konfirmasi varian Omicron di Tanah Air pada Sabtu (18/12/2021).
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, dua kasus baru itu didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel lima kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri.
Baca juga: Waspadai Omicron, Ini Skenario Pemerintah jika Kasus Covid-19 Capai 2.700 Per Hari
Seorang pasien berinisial IKWJ (42) terpapar varian Omicron usai melakukan perjalanan dari Amerika Selatan. Pasien lainnya dengan inisial M (50) terpapar setelah kembali dari Inggris.
Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Suharyanto, dua pasien baru yang terinfeksi varian Omicron berstatus tanpa gejala. Saat ini kedua pasien itu sedang menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Adapun kasus pertama yang menginfeksi pasien N diduga berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021.
Pasien yang yang bekerja sebagai tenaga pembersih di RS Wisma Atlet itu diketahui tanpa gejala saat kondisinya positif tertular varian Omicron, namun ia sudah menjalani karantina dan kini sudah dinyatakan negatif Covid-19.
"Sebab pengambilan sampel pertama pada 8 Desember lalu. Lalu sudah dites PCR kembali. Exit test tiga hari berikutnya dan sudah negatif (hasilnya)," ujar Menkes Budi Sadikin dalam konferensi pera secara virtual pada Kamis (16/12/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.