Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes: Positivity Rate Covid-16 di Pintu Masuk Darat dan Laut Jauh Lebih Tinggi

Kompas.com - 21/12/2021, 05:54 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, positivity rate Covid-19 di pintu masuk darat dan laut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pintu masuk udara.

Hal ini berdasarkan penelusuran tes PCR dan genome sequencing terhadap tiga pintu masuk bagi pelaku perjalanan internasional yang akan memasuki Indonesia.

"Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk (darat, laut, udara)," ujar Budi dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan Youatube Sekretariat Presiden, Senin (20/12/2021).

"Kita sudah amati semua kita tes PCR dan genome sequencing ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk di darat jauh lebih tinggi positivity rate-nya dibandingkan pintu masuk udara," jelasnya.

Baca juga: Kepala Satgas: Pemberian Dispensasi Karantina untuk Pejabat Harus atas Izin Luhut dan Menkes

Oleh karenanya, Kemenkes bersama TNI, Polri dan Kementerian Dalam Negeri akan memperkuat proses surveilans dan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri yang masuk dari pintu masuk darat dan laut.

Selain itu, juga melakukan whole genome sequencing dan tes PCR berbasis S Gene Target Failure (SGTF) yang bisa jauh lebih cepat mendeteksi varian Omicron.

"Karena tes tersebut sifatnya memakai marker. Bukan 100 persen seperti WGS tapi kemungkinan besar dapat mendeteksi Omicron dan butuh waktu 4-6 jam saja," tambah Budi.

Dalam kesempatan yang sama Budi mengatakan, seluruh kasus penularan Covid-19 akibat varian Omicron di Indonesia berasal dari kedatangan luar negeri atau imported case.

Baca juga: Varian Omicron Terdeteksi di Lokasi Karantina, Menkes: Wajar kalau Harus Stay 10 Hari

Kasus pertama yang disebutnya menginfeksi pasien petugas kebersihan berinisial N pun disebabkan terpapar dari WNI yang baru pulang dari Nigeria.

"Sekarang kita sudah bisa mengonfirmasi bahwa tenaga kebersihan tersebut kena pada 8 Desember berasal dari WNI perempuan yang datang pada 27 november 2021 dari Nigeria," ujar Budi.

"Jadi sudah terbukti bahwa semua kasus Omicron di Indonesia adalah imported case atau kasus yang masuk dari luar negeri. Yang pertama yang datang dari Nigeria pada 27 November," paparnya.

Kondisi itu menurutnya menunjukkan semua kasus varian Omicron bisa terdeteksi saat masa karantina di lokasi karantina.

Sehingga, potensi penyebaran varian Omicron bisa diantisipasi.

Baca juga: Satu Kasus Omicron di Indonesia, Menkes Minta Masyarakat Tak Berlibur ke Luar Negeri

Diberitakan sebelumnya, Kemenkes kembali mengumumkan dua pasien terkonfirmasi positif Covid-19 akibat terinfeksi konfirmasi varian Omicron pada Jumat (17/12/2021).

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dua kasus baru itu didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel lima kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri.

“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris," ujar Nadia dalam keterangan tertulis yang diunggah laman resmi Kemenkes pada Sabtu (18/12/2021).

Nadia mengungkapkan, saat ini pasien IKWJ dan pasien M sedang menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Dia menjelaskan, kedua pasien itu terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri dan dalam kondisi tanpa gejala.

Selain dua kasus itu, Kemenkes sebelumnya mengungkap kasus pertama varian Omicron yang menginfeksi pasien N, seorang petugas kebersihan yang sehari-hari bertugas di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Baca juga: Pemerintah Waspada Omicron: Siapkan Vaksin Nusantara Jadi Booster hingga Pertimbangkan Karantina Jadi 14 Hari

Adapun pasien N diduga tertular dari WNI yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021.

"Setelah merunut kasus WNI yang positif Covid-19 di Wisma Atlet pada 14 hari ke belakang, kemungkinan besar indeks case (kasus pertama) Omicron adalah WNI, dengan inisial TF, usia 21 tahun, yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021," kata Nadia.

Dia menjelaskan, ada 169 WNI dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet selama periode 24 November hingga 3 Desember 2021.

Terhadap 169 WNI itu telah dilakukan tracing dengan hasil satu orang berinisial TF probable dengan kemungkinan besar tertular varian Omicron.

Adapun saat ini hasil test PCR untuk TF sudah dinyatakan negatif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com