JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengajak Perhimpunan Indonesia-Tionghoa mampu menjaga kerukunan kepedulian demi kepentingan bersama sebagai bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Mahfud dalam amanat yang dibacakan Deputi VI Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam Janedjri M Gaffar dalam acara Musyawarah Nasional V Perhimpunan Indonesia-Tionghoa di Jakarta, Minggu (19/12/2021).
"Perhimpunan INTI harus mampu mendorong proses pembauran sosial untuk terwujudnya harmoni dalam kehidupan berbangsa," kata Mahfud, dalam keterangan tertulis, Minggu.
Baca juga: Perhimpunan Tionghoa Buka Posko Tabung Oksigen Gratis untuk Warga Jabodetabek
Mahfud menekankan, identitas kebangsaan Indonesia tidak pada satu suku, ras, bahasa, atau pun agama tertentu.
Identitas kebangsaan Indonesia adalah pada ide, gagasan, dan cita-cita untuk hidup merdeka dan menghapuskan penjajahan di atas dunia.
Selain itu, Mahfud mengatakan bahwa kebinekaan adalah realitas manusia sekaligus sejarah yang tidak dapat diingkari.
"Sejarah menunjukkan bahwa suatu bangsa akan mengalami perang tidak berkesudahan bahkan kehancuran ketika memaksakan penyeragaman dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mahfud.
Mahfud menjelaskan, kebinekaan yang berisi perbedaan identitas dan pandangan tentu memiliki potensi berkembang menjadi konflik serta perpecahan jika hubungan harmonis antar-komponen bangsa tidak diwujudkan.
Pada tataran praktik implementatif, ia mengingatkan, persatuan atas dasar wawasan kebangsaan harus selalu dijaga dan ditingkatkan.
Caranya adalah dengan menjalankan kerukunan dan kepedulian terhadap sesama warga negara dan antar-warga masyarakat.
Praktik kerukunan dan kepedulian tersebut membutuhkan proses pembauran antar-kelompok masyarakat.
Sementara, pembauran adalah sikap dan tindakan untuk saling mengenal, berkomunikasi, dan berinteraksi secara sosial dengan warga dan masyarakat lain.
Hal ini, menurut Mahfud, harus dilakukan dengan memberikan ruang dan peran kepada warga dan kelompok lain di setiap bidang kehidupan.
Baca juga: Kiprah Keturunan Tionghoa dalam Sumpah Pemuda...
Baik dalam lingkungan sosial di tempat tinggal, pemerintahan, politik, maupun di ekonomi. Dengan demikian, tidak akan ada eksklusivisme.
"Saya yakin Perhimpunan INTI sebagai ormas mampu menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kerukunan dan kepedulian demi kepentingan bersama sebagai bangsa Indonesia," imbuh Mahfud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.