JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi selama tiga hari ke depan di sekitar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menuturkan, hujan dengan intensitas lebat diprediksi terjadi pada siang hari.
"Untuk kondisi cuaca masih ada potensi hujan di puncak maupun di daerah lereng terutama pada siang hingga sore hari," kata Fachri dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disiarkan secara daring, Minggu (5/12/2021).
Baca juga: BMKG Sebut Penerbangan Masih Normal, Tak Terganggu Abu Vulkanik Semeru
Fachri mengatakan, hal tersebut harus diwaspadai para relawan saat melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Semeru.
Ia mengingatkan, potensi hujan lebat pada siang hari perlu menjadi perhatian para relawan dalam melakukan tanggap darurat bencana.
"Ini perlu menjadi kewaspadaan kita, jadi untuk proses evakuasi juga perlu menjadi kewaspadaan bahwa masih ada potensi hujan, baik itu di daerah lereng maupun di daerah puncak Gunung Semeru," jelasnya.
Baca juga: Korban Luka akibat Erupsi Semeru Jadi 56 Orang, 35 Alami Luka Berat, 21 Lainnya Luka Ringan
Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison Kurniawan menambahkan informasi seputar sebaran abu vulkanik Gunung Semeru.
Menurut Edison, sebaran abu vulkanik Gunung Semeru tetap harus diwaspadai oleh dunia penerbangan.
Pihaknya, kata dia, akan terus mengecek dan memantau sebaran abu vulkanik secara intensif.
Berdasarkan pemantauan yang sudah dilakukan, BMKG melihat belum ada pengaruh abu vulkanik terhadap operasional beberapa bandara.
"Beberapa pengamatan terkait dengan pengaruh abu vulkanik yang ada di beberapa bandara. Pertama, kami dapat melakukannya dengan uji paper test yang dilaksanakan di masing-masing bandara, atau stasiun meteorologi BMKG, hasilnya terlihat bahwa hampir sebagian besar itu masih nihil sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan dari abu vulkanik," jelas Edison.
Baca juga: UPDATE: Korban Jiwa akibat Erupsi Semeru Kini 14 Orang, Tambah 1
Kemudian, lanjut dia, di Stasiun Meteorologi Banyuwangi juga tak terlihat ada potensi atau sebaran dari abu vulkanik Gunung Semeru.
"Jadi, artinya untuk penerbangan hingga hari ini masih dikatakan normal dan mudah-mudahan dengan adanya kondisi yang saat ini terminated mudah-mudahan dapat membantu proses layanan transportasi penerbangan," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru yang berada di dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB.
Baca juga: BNPB Sebut 5.205 Warga Terdampak Erupsi Semeru, 1.300 di Antaranya Mengungsi
Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu.
Erupsi Gunung Semeru hingga Minggu telah menimbulkan 14 korban jiwa dan 56 orang luka-luka.
Adapun 56 orang yang terluka terdiri dari 35 korban luka berat dan 21 korban luka ringan.
Erupsi gunung setinggi 3.676 mdpl ini juga mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.