Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Hujan Ringan-Lebat Berpotensi Terjadi di Sekitar Puncak dan Lereng Semeru

Kompas.com - 05/12/2021, 20:25 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat berpotensi terjadi selama tiga hari ke depan di sekitar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab menuturkan, hujan dengan intensitas lebat diprediksi terjadi pada siang hari.

"Untuk kondisi cuaca masih ada potensi hujan di puncak maupun di daerah lereng terutama pada siang hingga sore hari," kata Fachri dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang disiarkan secara daring, Minggu (5/12/2021).

Baca juga: BMKG Sebut Penerbangan Masih Normal, Tak Terganggu Abu Vulkanik Semeru

Fachri mengatakan, hal tersebut harus diwaspadai para relawan saat melakukan evakuasi korban erupsi Gunung Semeru.

Ia mengingatkan, potensi hujan lebat pada siang hari perlu menjadi perhatian para relawan dalam melakukan tanggap darurat bencana.

"Ini perlu menjadi kewaspadaan kita, jadi untuk proses evakuasi juga perlu menjadi kewaspadaan bahwa masih ada potensi hujan, baik itu di daerah lereng maupun di daerah puncak Gunung Semeru," jelasnya.

Baca juga: Korban Luka akibat Erupsi Semeru Jadi 56 Orang, 35 Alami Luka Berat, 21 Lainnya Luka Ringan

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison Kurniawan menambahkan informasi seputar sebaran abu vulkanik Gunung Semeru.

Menurut Edison, sebaran abu vulkanik Gunung Semeru tetap harus diwaspadai oleh dunia penerbangan.

Pihaknya, kata dia, akan terus mengecek dan memantau sebaran abu vulkanik secara intensif.

Berdasarkan pemantauan yang sudah dilakukan, BMKG melihat belum ada pengaruh abu vulkanik terhadap operasional beberapa bandara.

"Beberapa pengamatan terkait dengan pengaruh abu vulkanik yang ada di beberapa bandara. Pertama, kami dapat melakukannya dengan uji paper test yang dilaksanakan di masing-masing bandara, atau stasiun meteorologi BMKG, hasilnya terlihat bahwa hampir sebagian besar itu masih nihil sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan dari abu vulkanik," jelas Edison.

Baca juga: UPDATE: Korban Jiwa akibat Erupsi Semeru Kini 14 Orang, Tambah 1

Kemudian, lanjut dia, di Stasiun Meteorologi Banyuwangi juga tak terlihat ada potensi atau sebaran dari abu vulkanik Gunung Semeru.

"Jadi, artinya untuk penerbangan hingga hari ini masih dikatakan normal dan mudah-mudahan dengan adanya kondisi yang saat ini terminated mudah-mudahan dapat membantu proses layanan transportasi penerbangan," tambah dia.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru yang berada di dua kabupaten, yakni Malang dan Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB.

Baca juga: BNPB Sebut 5.205 Warga Terdampak Erupsi Semeru, 1.300 di Antaranya Mengungsi

Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu.

Erupsi Gunung Semeru hingga Minggu telah menimbulkan 14 korban jiwa dan 56 orang luka-luka.

Adapun 56 orang yang terluka terdiri dari 35 korban luka berat dan 21 korban luka ringan.

Erupsi gunung setinggi 3.676 mdpl ini juga mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak sedang hingga berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com