Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Gabung Parpol, Ridwan Kamil Dinilai Tak Otomatis Jadi Capres

Kompas.com - 03/12/2021, 14:38 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak otomatis diusung sebagai calon presiden jika bergabung ke partai politik.

Menurut Adi, sosok Ridwan Kamil belum tentu memberikan daya tawar yang kuat bagi partai politik. Sebab, elektabilitas Emil, sapaan akrabnya, belum termasuk tiga besar.

"Dari segi elektabiltitas Pak Ridwan Kamil kan belum masuk tiga besar, yang masuk tiga besar tetap Prabowo, Ganjar, sama Anies. Ridwan Kamil ini masuk 4 atau 5 besar," kata Adi, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/12/2021).

Baca juga: PAN Mengaku Punya Kesamaan Visi dengan Ridwan Kamil

"Artinya ini yang juga membuat partai-partai sekalipun menerima Ridwan Kamil tidak akan membuat partai yang bersangkutan untuk memiliki bargain dan daya tawar politik yang kuat," kata dia.

Adi menuturkan, mantan wali kota Bandung itu sebetulnya perlu bergabung ke partai-partai papan menengah ke atas yang memiliki daya tawar politik yang kuat untuk mengusung kader mereka.

Namun, menurut dia, partai-partai besar itu sudah memiliki jago masing-masing, misalnya Golkar yang mengusung Airlangga Hartarto dan Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Jangan tanya Gerindra dan PDI-P, mereka pasti sudah punya jagoan. Yang paling mungkin dan realistis Nasdem, tapi kan masih maju-mundur dengan skenario konvensinya," kata Adi.

Adi berpendapat, situasi berbeda akan dialami Emil apabila ia memiliki elektabilitas yang tinggi, misalnya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang sudah ditawari untuk masuk Golkar jika tak diusung PDI-P.

"Kalau elektabilitas Ridwan Kamil memang meyakinkan, trennya positif, naik signifikan, tentu partai politik yang lain berburu. Tanpa Ridwan Kamil declare sekalipun, partai-partai ini akan memasang jala untuk menangkap tangkapan besar," ujar dia.

Baca juga: Ridwan Kamil: Kalau Partai Butuh Tokoh Elektabilitas Lumayan, Mungkin Saya Akan Dihitung

Di sisi lain, Adi menilai, langkah Emil yang mulai menawarkan diri untuk bergabung ke partai politik menunjukkan sikap realistis, bahwa untuk maju sebagai capres perlu mendapat dukungan partai.

Terlebih, masa jabatan Emil sebagai gubernur Jawa Barat akan berakhir pada 2023 mendatang sehingga butuh bergabung ke partai politik agar tetap mendapat panggung politik.

"Enggak punya panggung politik dalam waktu yang relatif lama tentu bahaya yang bisa menggerus elektabilitas RK, makanya sekarang sudah mulai mencari partai yang menyediakan karpet merah untuk mendukung dirinya maju," ujar Adi.

Sebelumnya, Ridwan Kamil mengaku percaya diri bakal ada partai politik yang akan meminangnya untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.

"Kalau ada partai yang merasa butuh tokoh yang elektabilitasnya lumayan, mungkin sosok saya akan dihitung, ya saya bismillah," kata Ridwan, dalam seminar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis (2/12/2021), seperti dilansir Antara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com