Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ini Kata WHO Soal Varian Baru Covid-19 Omicron

Kompas.com - 01/12/2021, 14:54 WIB
A P Sari,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Varian baru Covid-19, Omicron, kini dikabarkan telah muncul di sejumlah negara sejak pertama kali merebak di Benua Afrika.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa Omicron dilaporkan pertama kali di Afrika Selatan pada Rabu (24/11/2021).

Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan. Puncak terakhir didominasi oleh varian Delta.

Varian dengan nama lain B.1.1.529 ini bahkan disebut sebagai salah satu virus SARS-CoV-2 yang sangat menular.

WHO menyebut bahwa dalam beberapa minggu terakhir, infeksi Omicron telah meningkat tajam.

Baca juga: Varian Omicron Menyebar di Sejumlah Negara, PPKM Level 3 Tak Akan Dipercepat

“Bertepatan dengan deteksi varian B.1.1.529. Infeksi B.1.1.529 terkonfirmasi pertama yang diketahui berasal dari spesimen yang dikumpulkan pada 9 November 2021,” bunyi laporan WHO yang dipublikasikan pada Jumat (26/11/2021).

Omicron memiliki beberapa mutasi yang berbahaya. Varian ini bahkan bisa meningkatkan risiko infeksi ulang dan lebih parah dari variant of concern (VOC) lainnya.

Menurut WHO, jumlah kasus yang disebabkan Omicron meningkat tajam di hampir semua wilayah Afrika Selatan.

Diagnosis polymerase chain reaction (PCR) SARS-CoV-2 saat ini terus dilakukan untuk mendeteksi Omicron.

Baca juga: Filipina Larang Kedatangan Turis Asing Bervaksin, Cegah Varian Omicron

"Beberapa laboratorium telah menunjukkan bahwa untuk satu tes PCR yang banyak digunakan, salah satu dari tiga gen target tidak terdeteksi atau disebut dropout gen S,” imbuh WHO.

Oleh karenanya, tes PCR dapat digunakan untuk mendeteksi adanya varian Omicron sambil menunggu hasil sequencing atau metode untuk mengetahui penyebaran mutasi Covid-19.

“Dengan menggunakan pendekatan ini, varian ini telah terdeteksi pada tingkat yang lebih cepat daripada lonjakan infeksi sebelumnya, menunjukkan bahwa varian ini mungkin memiliki keunggulan pertumbuhan,” ungkapnya.

Dengan adanya bukti-bukti tersebut, WHO pun menetapkan Omicron sebagai VOC atau varian virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan peningkatan penularan dan kematian serta dapat memengaruhi efektivitas vaksin.

Baca juga: Kemenkes: Percepatan Vaksinasi Harus Dilakukan, apalagi Ada Varian Omicron

Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.

Karena kategorinya sebagai VOC, WHO meminta negara-negara di seluruh dunia untuk meningkatkan pengawasan terhadap Omicron.

“Individu diingatkan untuk mengurangi risiko Covid-19, termasuk kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang terbukti seperti mengenakan masker yang pas, kebersihan tangan, menjaga jarak fisik, meningkatkan ventilasi ruang dalam ruangan, menghindari ruang ramai, serta mendapatkan vaksinasi,” tegas WHO.

Menkes minta masyarakat tak panik

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa varian Omicron belum ditemukan sama sekali di Indonesia.

Baca juga: Apakah Vaksin Covid-19 yang Sekarang Efektif untuk Varian Omicron?

“Kami memastikan bahwa Indonesia dan dunia saat ini lebih cepat dalam mengidentifikasi setiap varian baru SARS-CoV-2 karena adanya berbagai laboratorium mumpuni,” ujarnya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat Indonesia agar tidak panik dan terburu-buru dalam mengambil kebijakan.

“Kita tidak perlu terlalu panik, terburu-buru mengambil kebijakan yang tidak berdasarkan data,” kata Budi saat jumpa pers secara virtual, Minggu (28/11).

Kendati demikian, Budi menjelaskan bahwa pemerintah tetap melakukan langkah antisipasi. Salah satunya dengan membatasi kedatangan warga negara asing (WNA).

Baca juga: Ini Alasan Mengapa Varian Omicron Dikhawatirkan Para Peneliti

“Pemerintah juga mewajibkan seluruh pendatang dari luar negeri, baik melalui udara, laut, maupun darat, untuk menjalani karantina terlebih dahulu,” ujarnya.

Sementara itu, tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 masih terus meminta masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) meski telah selesai divaksinasi.

Pasalnya, selain vaksin, disiplin penerapan prokes merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah risiko penularan Covid-19.

Adapun prokes yang harus dipatuhi sesuai dengan Surat Edaran (SE) Satgas Covid-19 Nomor 16 Tahun 2021 adalah 6M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, serta menghindari makan bersama.

Baca juga: Gambaran Mengerikan Varian Omicron, Bisa Tembus Orang yang Sudah Divaksinasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com