Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pertemuan Politik di Istana, Pengamat: Bisa Jadi Lobi Mantapkan Duet Prabowo-Puan

Kompas.com - 23/11/2021, 10:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, pertemuan antara Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dapat diartikan ada upaya-upaya komunikasi memantapkan koalisi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pertemuan Prabowo dengan Megawati dan Puan berlangsung di sela pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa di Istana Kepresidenan pada Rabu (17/11/2021).

Ujang berpandangan, pertemuan ketiga tokoh partai politik itu bisa jadi dalam rangka melakukan lobi-lobi politik untuk kepentingan Pemilu 2024.

"Pertemuan tersebut bisa saja bagian dari lobi-lobi memantapkan duet Prabowo-Puan," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: Pertemuan Politik Prabowo-Megawati-Puan, Andi Mallarangeng Pertanyakan Kenapa di Istana

Kendati demikian, menurut Ujang, masih terlalu dini dan berspekulasi jika pasangan Prabowo-Puan itu segera dieksekusi ke panggung politik 2024.

Sebab, ia menyebut sejumlah alasan yang membuat pasangan itu sulit untuk meraih kemenangan pada Pilpres, apabila dicalonkan dari sekarang.

"Pertama, elektabilitas Prabowo cenderung stagnan. Dan elektabilitas Puan masih rendah. Jika dipaksakan keduanya kawin di Pilpres 2024, maka bisa saja akan mengalami kekalahan," kata Ujang.

Sehingga, Ujang berpendapat pertemuan ketiganya di Istana baru sekadar merekatkan hubungan antara PDI-P dan Gerindra.

Menurut dia, merekatkan hubungan diperlukan menjelang tahun-tahun politik mendatang. Para elite partai disarankan memiliki komunikasi yang baik kepada siapapun menjelang 2024.

Baca juga: Pertemuan Prabowo dan Megawati yang Dikritik Demokrat karena Berlangsung di Istana...

Di sisi lain, Ujang menilai skenario Pilpres 2024 masih sulit terbaca. Hal ini karena elektabilitas capres dan cawapres masih di bawah 30 persen.

"Jadi, semuanya masih serba kemungkinan. Mungkin ya, mungkin juga tidak. Prabowo-Puan juga mungkin ya dan mungkin tidak. Karena akan banyak skenario terkait Pilpres nanti," kata Ujang.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan itu membahas agenda seperti politik kebangsaan hingga dinamika politik nasional.

Pernyataan itu pun terjadi di tengah-tengah mengemukanya wacana dukungan terhadap Prabowo-Puan untuk 2024.

Baca juga: Stafsus Mensesneg Minta Pertemuan Megawati-Prabowo di Istana Tak Dipermasalahkan

Sebelumnya, sejumlah relawan mengatasnamakan Poros Prabowo-Puan memberikan dukungan kepada Menteri Pertahanan dan Ketua DPR itu untuk maju pada 2024. Deklarasi digelar pada Rabu (3/11/2021).

Sementara itu, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menegaskan, deklarasi tersebut tidak dilakukan oleh partainya.

“Saya tidak tahu, Gerindra tidak melakukan itu,” kata Muzani kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.

Kendati demikian, ia mengatakan, salah satu fokus Gerindra saat ini memang berupaya membawa Prabowo menjadi calon presiden tahun 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com