Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR: Sangat Disayangkan, Kita Masih Butuh Vaksin tapi Ada yang Dibuang

Kompas.com - 18/11/2021, 12:19 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo menyayangkan kasus vaksin kedaluwarsa di berbagai daerah yang menyebabkan vaksin-vaksin itu terpaksa dimusnahkan.

Rahmad mengatakan, kasus vaksin kedaluwarsa yang berulang kali terjadi semestinya menjadi bahan evaluasi oleh pemerintah pusat dan daerah dalam distribusi vaksin dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

"Sangat disayangkan ketika kita masih membutuhkan vaksin tapi ternyata ada vaksin yang dibuang, sehingga ini perlu penyempurnaan di lapangan," kata Rahmad saat dihubungi, Kammis (18/11/2021).

Baca juga: Ribuan Dosis Vaksin Moderna Dikembalikan di Sumsel, Kadinkes: Perlu Edukasi ke Masyarakat

Politikus PDI-P itu berpendapat, pemerintah daerah yang memiliki vaksin hampir kedaluwarsa tetapi tidak sanggup mendistribusikan ke masyarakat sebaiknya berkoordinasi dengan pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota di sekitarnya.

Tujuannya, agar vaksin yang hampir kedaluwarsa tersebut dapat didistribusikan ke daerah-daerah yang lebih membutuhkan.

Rahmad juga mendorong agar pelaksana vaksinasi di lapangan tidak buru-buru membuka stok vaksin Covid-19 jika tidak mampu menghabiskannya agar tidak terbuang percuma.

"Lebih baik kekurangan tapi ambil di dinas daripada kita ngambil, membuka banyak, tapi tidak habis dipakai sehingga rusak," ujar Rahmad.

Ia menambahkan, pemerintah pusat juga mesti memberi peringatan kepada daerah mengenai batas kedaluwarsa vaksin yang didistribusikan supaya pemerintah daerah dapat mengelolanya lebih baik.

"Karena ini kejadian yang skian kalinya sehingga tata kelola pendistribusian dan pelaksanananya di lapangan harus proses penyempurnaan hari ke hari," kata Rahmad.

Ratusan dosis vaksin Covid-19 di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, akan dimusnahkan dengan alat penghancur limbah medis.

Baca juga: Ratusan Vaksin Covid-19 di Polewali Mandar Akan Dimusnahkan, Ini Penjelasan Dinkes

Vaksin merek SinoVac, AstraZeneca, dan Moderna itu terbuang karena sudah kedaluwarsa atau rusak setelah lama tidak terpakai.

Kepala Dinas Kesehatan Polewali Mandar Andi Suaib Nawawi mengatakan, sebagian vaksin yang akan dibuang sudah kedaluwarsa sejak Mei 2021.

Kasus serupa juga terjadi di sejumlah daerah antara lain di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Aceh Tenggara, dan Kabupaten Kudus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com