Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Helm Sampai Jaket, Outfit Jokowi Saat Jajal Sirkuit Mandalika Buatan Anak Bangsa

Kompas.com - 14/11/2021, 17:15 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko menjajal Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (12/11/2021) lalu.

Bak pembalap, Jokowi menjajal lintasan sirkuit menunggangi motor balap pribadinya lengkap dengan helm dan aksesori lain mulai dari jaket hingga sarung tangan.

Rupanya, produk-produk yang dikenakan Jokowi seluruhnya buatan anak negeri.

Baca juga: Jajal Sirkuit Mandalika, Jokowi: Saya Nggak Ngebut tapi Tetap Unggul

Melalui akun Twitter dan Instagram resminya, @jokowi, Minggu (14/11/2021), Presiden menyampaikan bahwa outfit yang ia kenakan seluruhnya aman dan nyaman.

"Saya menjajal Sirkuit Mandalika sepenuhnya dengan dukungan produk dalam negeri. Helm, jaket, celana,sarung tangan, sampai sepatu yang saya gunakan adalah karya tangan-tangan terampil anak bangsa," tulis Jokowi.

"Nyaman dipakai serta aman untuk digunakan. Dan cukup bergaya, bukan?" lanjutnya.

Baca juga: Ada 17 Tikungan Tajam, Jokowi Kesulitan Jajal Sirkuit Mandalika

Jaket motor yang dikenakan Jokowi bermerek Rabbit & Wheels buatan Bandung, Jawa Barat. Jaket itu didominasi warna hitam dengan sedikit aksen putih.

Helm yang dikenakan Jokowi juga buatan Bandung bermerek RSV Helmet tipe RSV half face SV300. Helm itu juga berwarna hitam.

Sepatu Jokowi rupanya juga dibuat di Bandung oleh Nah Project tipe YAS Flexknit 3.0 Carbon Black warna hitam.

Kemudian, celana motor Presiden dibuat di Cimahi, Jawa Barat bermerek Continmoto tipe Osiris Riding Pants.

Terakhir, sarung tangan Jokowi dibuat di Tangerang, Banten, dengan merek Bellissimo.

Baca juga: Jokowi Resmikan Sirkuit Mandalika, Siap Digunakan untuk Ajang Internasional

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com