"Sebenarnya AY bukan varian baru, namun bagian dari varian Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis (28/10/2021).
Menurut Wiku, hingga kini belum diketahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi.
Ia menambahkan, sampai sekarang studi terkait varian tersebut masih terus dilakukan.
Layaknya manusia harus beradaptasi untuk bertahan hidup, begitu juga virus corona kerap melakukan mutasi sehingga memiliki banyak varian.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada kemungkinan varian AY.4.2 bisa teridentifikasi di Indonesia tapi tidak melalui pelaku perjalanan internasional.
“Tidak menutup kemungkinan ya kalau kemudian varian AY.4.2 ini bisa saja tidak dibawa melalui pelaku perjalanan tapi karena kemungkinan ada mutasi sendiri,” kata Nadia dalam diskusi virtual, Kamis (4/11/2021).
Apalagi, menurut Nadia, saat ini Indonesia sudah mendeteksi ada sekitar 23 jenis varian Delta.
Dalam rangka mengantisipasi masuknya varian AY.4.2 pemerintah pun melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Beberapa adalah penguatan dari aspek pintu masuk atau perbatasan negara serta peningkatkan vaksinasi.
“Kita sudah ketahui bahwa misalnya pelaku perjalanan luar negeri itu harus vaksinasi lengkap minimal 14 hari sebelum keberangkatan. Jadi harus untuk WNA yang akan masuk tentunya harus vaksinasi lengkap,” ungkap Nadia.
Selain itu, pemerintah juga memaksimalkan pelaksanaan strategi pencegahan Covid-19 yang sudah ditetapkan yakni pelaksanaan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3T (testing, tracing, treatment).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.