SUMPAH pemuda yang belum lama ini dirayakan semestinya tidak berlalu layaknya perayaan-perayaan sebelumnya, berlalu begitu saja dan terlupakan sehari setelahnya.
Para pemuda, melalui berbagai macam institusi ekonomi politik kepemudaan yang digelutinya, perlu lebih menegaskan diri lagi soal perannya dalam pembangunan ekonomi nasional, perkembangan pergerakan politik domestik maupun percaturan global. Pun, di dalam peningkatan ketahanan nasional dalam segala bidang.
Dengan lain perkataan, sumpah historis atas nama bangsa yang satu, tanah air yang satu, dan bahasa yang satu, perlu diinterpretasikan lebih fungsional dan strategis lagi oleh para generasi muda dan anak milenial.
Perlu dipikirkan secara sistematis dan strategis bagaimana bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu itu menjadi bungkus berharga dari setiap kemajuan dan perkembangan yang akan ditorehkan Indonesia ke depan, utamanya agar tidak dikoyak-koyak oleh globalisasi dan oleh pelukan "soft power" negara lain.
Tapi di sisi lain, bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu itu pun, bisa menjadi kian dikenal, dihormati, dan disegani oleh dunia karena kualitas pertumbuhan ekonominya, karena kesejahteraan rakyatnya, karena inovasi-inovasi anak mudanya, karena perkembangan demokrasinya yang menginspirasi dunia, dan karena kegigihan anak mudanya dalam membawa bangsanya ke level yang lebih terhormat.
Ribuan startup dan beberapa di antaranya yang telah berkategori unicorn hanyalah salah satu bentuknya. Tapi perkembangannya sampai hari ini masih belum sinkron dengan penguatan kapasitas ekonomi nasional.
Tak dipungkiri, sebagian ecommerce justru menjadi corong produk-produk impor yang memola (mengarahkan) perilaku berbelanja publik menjadi semakin kurang nasionalistik.
Situasi seperti ini perlu diperbaiki. Platform-platform belanja online besutan anak muda Indonesa perlu lebih akomodatif lagi dalam mengedukasi, mengagregasi, dan menggandeng UMKM-UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) domestik untuk terlibat lebih aktif menyaingi produk-produk manufaktur impor, agar kontribusi UMKM kian membesar terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) nasional.
Begitu pula dengan platform digital lainnya, seperti bidang transportasi. Platform trasportasi online perlu memperbesar peran dalam peningkatan kuantitas dan kualitas bisnis UMKM domestik, bukan hanya mentransformasi ojek dan supir taksi konvensional menjadi ojek dan supir taksi online.
Sangat disayangkan jika perannya hanya sebatas itu, karena secara kategorial dan kualitas, platform transportasi online selama ini justru tidak terlibat dalam memperbaiki status kepekerjaan tenaga kerja mereka di satu sisi dan porsinya dalam keterlibatan perbaikan produk-produk UMKM masih terbilang kecil.
Dengan kata lain, perlu peningkatan status agar para pekerja transportasi online kita ikut menikmati berbagai layanan publik sebagaimana yang dinikmati karyawan lainnya.
Lebih dari itu, para anak muda yang ikut menggairahkan dunia digital nasional perlu lebih aktif dalam memberikan arti pada perekonomian nasional dengan berbagai terobosan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas nasional di segala sektor, mulai dari pertanian, kelautan, perikanan, industri dan UMKM, serta sektor pelayanan publik dan pencegahan korupsi.
Tak lupa pula peran dalam mendorong ekonomi hijau dan pelestarian lingkungan dengan berbagai kreasi digital dan disrupsi teknologi yang akan meningkatkan daya tahan ekonomi nasional dari ancaman pemanasan global dan perubahan iklim
Sementara itu dari sisi politik, pemuda dan anak muda Indonesia nampaknya mulai pelan-pelan amnesia dengan keberadaan para oligarki yang berpotensi mengancam demokrasi nasional.
Bahkan cilaka-nya, tak sedikit dari anak muda dan pelaku sektor digital yang menjadi pendukung penguasa justru sama sekali tak bersuara dan tidak mengambil peran dalam perbaikan kualitas demokrasi nasional.