Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Sumpah Pemuda dan Tanggung Jawab Pemuda Masa Kini

Kompas.com - 01/11/2021, 11:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di sisi lain, institusi politik anak muda ataupun komunitas-komunitas kreatif anak muda justru sudah mulai kehilangan peran sejarahnya sebagai agent of change. Banyak di antaranya justru berada di bawah kendali partai-partai yang telah terlebih dahulu dijinakkan oleh para oligarki.

Dan saat mereka menjadi politisi muda, mereka mau tak mau mendadak menjadi penguat pondasi oligarki politik yang sudah kadung terbentuk yang justru ikut menjauhkan proses pengambilan keputusan nasional semakin menjauh dari kepentingan publik

Untuk itu, momen sumpah pemuda yang baru saja kita peringati sangat perlu direnungkan secara analitis dan kritis oleh para pemuda, terkait perannya dalam penguatan demokrasi nasional dan peningkatan komitmen pada hak-hak sipil warga negara Indonesia.

Institusi politik pemuda perlu menunjukkan democratic roles model yang akan diikuti oleh adik-adik mereka di dunia kemahasiswaan dan aktivis-aktivfis pergerakan mahasiswa.

Bukan justru sebaliknya, mahasiswa mengajarkan para seniornya di berbagai organisasi kepemudaan dan komunitas anak muda, termasuk politisi-politisi muda, tentang bagaimana berperan secara fungsional di dalam perbaikan kualitas demokrasi Indonesia.

Pendeknya, di satu sisi, para generasi muda secara ekonomi harus menjadi bagian dari mesin perekonomian nasional yang ikut meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional dan menjadi generasi dengan kapasitas diri yang "layak saing" di pentas nasional dan global di sisi yang lain.

Lebih dari itu, secara politik, generasi muda harus mengedepankan lagi peran dan komitmennya dalam menjaga dan menegakkan tatanan politik dan pemerintahan yang lebih demokratis, lebih bersih, dan lebih responsif terhadap kepentingan publik.

Tak lupa juga, generasi muda harus menjadi aktor utama dalam mendorong ekonomi hijau dan pelestarian lingkungan, berani bersuara dan bergerak melawan para pihak yang melakukan aktivitas bisnis dengan cara merusak lingkungan dan alam.

Jika berani mengambil semua peran ini, pemuda dan generasi muda barulah boleh berbangga diri.

Karena jika hanya menjadi bagian dari rezim yang kerap menciptakan kerusakan politik, kerusakan ekonomi, dan kehancuran lingkungan, maka Sumpah Pemuda ke depan tak perlu lagi diperingati, karena tak ada lagi resonansinya terhadap pemuda dan anak muda.

Semoga tidak demikian adanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com