Di sisi lain, institusi politik anak muda ataupun komunitas-komunitas kreatif anak muda justru sudah mulai kehilangan peran sejarahnya sebagai agent of change. Banyak di antaranya justru berada di bawah kendali partai-partai yang telah terlebih dahulu dijinakkan oleh para oligarki.
Dan saat mereka menjadi politisi muda, mereka mau tak mau mendadak menjadi penguat pondasi oligarki politik yang sudah kadung terbentuk yang justru ikut menjauhkan proses pengambilan keputusan nasional semakin menjauh dari kepentingan publik
Untuk itu, momen sumpah pemuda yang baru saja kita peringati sangat perlu direnungkan secara analitis dan kritis oleh para pemuda, terkait perannya dalam penguatan demokrasi nasional dan peningkatan komitmen pada hak-hak sipil warga negara Indonesia.
Institusi politik pemuda perlu menunjukkan democratic roles model yang akan diikuti oleh adik-adik mereka di dunia kemahasiswaan dan aktivis-aktivfis pergerakan mahasiswa.
Bukan justru sebaliknya, mahasiswa mengajarkan para seniornya di berbagai organisasi kepemudaan dan komunitas anak muda, termasuk politisi-politisi muda, tentang bagaimana berperan secara fungsional di dalam perbaikan kualitas demokrasi Indonesia.
Pendeknya, di satu sisi, para generasi muda secara ekonomi harus menjadi bagian dari mesin perekonomian nasional yang ikut meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional dan menjadi generasi dengan kapasitas diri yang "layak saing" di pentas nasional dan global di sisi yang lain.
Lebih dari itu, secara politik, generasi muda harus mengedepankan lagi peran dan komitmennya dalam menjaga dan menegakkan tatanan politik dan pemerintahan yang lebih demokratis, lebih bersih, dan lebih responsif terhadap kepentingan publik.
Tak lupa juga, generasi muda harus menjadi aktor utama dalam mendorong ekonomi hijau dan pelestarian lingkungan, berani bersuara dan bergerak melawan para pihak yang melakukan aktivitas bisnis dengan cara merusak lingkungan dan alam.
Jika berani mengambil semua peran ini, pemuda dan generasi muda barulah boleh berbangga diri.
Karena jika hanya menjadi bagian dari rezim yang kerap menciptakan kerusakan politik, kerusakan ekonomi, dan kehancuran lingkungan, maka Sumpah Pemuda ke depan tak perlu lagi diperingati, karena tak ada lagi resonansinya terhadap pemuda dan anak muda.
Semoga tidak demikian adanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.