Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Presiden Dewan Eropa, Jokowi Bahas Afghanistan hingga Diskriminasi Vaksin

Kompas.com - 01/11/2021, 08:27 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, di sela-sela KTT G20 di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10/2021).

Dalam kesempatan tersebut dibahas sejumlah isu politik dunia, antara lain perkembangan situasi Afghanistan.

Jokowi menjelaskan upaya yang tengah dilakukan Indonesia untuk membantu Afghanistan.

Baca juga: Taliban: Akan Ada Dampak Global jika Pemerintahan di Afghanistan Tidak Diakui Segera

Sementara itu, Presiden Michel menilai, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia Indonesia memiliki pengalaman yang baik dengan Afghanistan.

Kedua presiden juga membahas isu perubahan iklim. Jokowi menyampaikan upaya yang dilakukan Indonesia untuk menurunkan deforestasi, kebakaran hutan, dan rehabilitasi mangrove.

Terkait isu tersebut, Presiden berpandangan bahwa semua negara harus bekerja sama dan tidak saling menyalahkan. Sebab, semua negara punya kemampuan melakukan transisi ekonomi dan energi.

"Teknologi dan investasi menjadi kunci. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa kerja sama, termasuk dengan negara-negara maju,” ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa komitmen Indonesia sangat jelas dan konsisten dalam isu perubahan iklim. Ia mengatakan, pemenuhan nationally determined contributions (NDC) Indonesia sudah berada pada jalur yang benar.

Di saat banyak negara masih terus mengalami kebakaran hutan yang hebat, di Indonesia sudah berkurang 82 persen.

“Deforestasi mengalami angka terendah dalam 20 tahun. Rehabilitasi mangrove akan mencapai 600.000 hektar dalam tiga tahun," kata Presiden.

Tak hanya itu, Jokowi dan Michel juga membahas isu kesehatan, termasuk rencana dunia membahas pandemic treaty.

Terkait hal tersebut, Jokowi menyampaikan kekhawatiran terhadap diskriminasi beberapa jenis vaksin oleh Uni Eropa.

Baca juga: Bayi Afghanistan yang Selamat dari Bom Bunuh Diri Kabul Akhirnya Bersatu dengan Ibunya di Inggris

Presiden juga mendorong agar perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa atau IEU-CEPA dapat segera diselesaikan. Apalagi, perundingan itu sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun.

“Saya sangat berharap perundingan Indonesia-EU CEPA dapat kita selesaikan. Perundingan ini sudah memakan lebih dari lima tahun. Dengan karakter produk yang saling melengkapi, saya yakin CEPA ini akan membawa manfaat besar bagi kita,” kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com