Selain Anies, kehadiran Tri Rismaharini dalam panggung politik pencalonan juga menarik dicermati. Sosok Menteri Sosial yang banyak melakukan kunjungan ke berbagai daerah terkait dengan distribusi dana bantuan sosial sepanjang pandemi ini, juga menjadi rujukan kaum pemilih pemula.
Sejauh ini, Risma mampu meraup dukungan sebesar 7,8 persen dari total pemilih pemula. Proporsi tersebut cukup jauh perbedaannya dari total masyarakat yang memilih Risma (4,9 persen).
Kondisi demikian sudah sangat cukup untuk mengindikasikan jika barisan kaum pemula menjadi salah satu pendukung terbesar Risma.
Bagaimana dengan sosok-sosok lain yang dinominasikan sebagai calon presiden?
Bagi Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil, dukungan kaum pemula sebenarnya cukup signifikan. Sayangnya, itu semua belum menjadi faktor yang mendongkrak keterpilihan mereka.
Pemilih pemula belum menjadi determinan. Setidaknya, ini yang tergambarkan dari perbandingan dua survei terakhir.
Kondisi semacam itu pula yang mirip terjadi pada tokoh-tokoh politik rujukan lainnya. Mereka belum banyak mendapatkan pulung kaum pemilih pemula. Padahal, dengan peta penguasaan dukungan kaum pemilih pemula yang telah terbentuk, dapat dikatakan semakin kecil ceruk pilihan kaum pemula yang tersisa.
Apakah dengan kondisi demikian tamat sudah peluang bagi para tokoh politik yang masih berkepentingan dengan penguasaan pemilih pemula?
Rentang waktu menuju Pemilu 2024 yang masih relatif panjang jelas tidak menutup rapat penguasaan dukungan. Apalagi, peluang migrasi politik kaum pemilih pemula dari para sosok calon presiden pilihan sebelumnya sangat cair.
Semua ini dapat terjadi, termasuk Ganjar yang kali ini diuntungkan, jika para tokoh politik tak mampu merawat dukungan. Jangan banyak berharap jika kaum pemilih pemula ini sepenuhnya loyal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.