Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bestian Nainggolan

Peneliti senior Litbang Kompas, bergulat dalam penyelenggaraan survei opini publik sejak 1995. Lulusan Doktoral Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia.

Pemilih Pemula Antusias, Ganjar Ketiban Pulung...

Kompas.com - 25/10/2021, 06:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Bayu Galih

BUNGA mulai berkembang, kumbang sibuk bertandang. Kalimat metaporik ini paling cocok menggambarkan posisi politik para pemilih pemula.

Pemilih pemula, atau mereka yang baru pertama kali menjajal hak pilih dalam pemilu, kerap menjadi perebutan. Tidak terkecuali Pemilu 2024 mendatang.

Masuk akal memang. Pasalnya, posisi politik kaum pemula terbilang strategis. Dari sisi besaran jumlah, misalnya, cukup signifikan.

Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, dalam catatan Kementerian Dalam Negeri, mencapai 5 juta calon pemilih. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pemilu mendatang diperkirakan meningkat.

Baca juga: Elektabilitas Ganjar Imbangi Prabowo, PDI-P: Tolok Ukur Pemimpin Tak Cuma Ditentukan Survei

Selain besar, kaum "pemula politik" ini menarik ditaklukkan. Seperti "tabula rasa” yang diungkapkan filsuf Inggris, John Locke, kaum pemula seringkali diasosiasikan sebagai "kertas putih" yang belum tergores warna-warni politik.

Itulah mengapa, para kontestan pemilu sedapat mungkin berupaya menjadi yang pertama menorehkan pengaruh pada kaum yang kerap disebut sebagai generasi Z ini. Syukur-syukur setelah proses inisiasi politik tersebut, mereka menjadi barisan paling loyal.

Niat para politisi menguasai kaum mula, bisa jadi berbenturan dengan cara pandang kaum muda. Ada juga pandangan sebaliknya. Politik, bagi kaum muda, seringkali dianggap bukanlah ranah yang menarik dimasuki.

Kisah-kisah yang menyimpulkan apatisme kaum muda terhadap politik, sudah begitu banyak disematkan. Begitu juga terhadap pemilu.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Prabowo dan Ganjar Imbang Elektabilitas Capres 2024, Anies Ketiga

Benarkah apatisme politik bakal terjadi pada Pemilu 2024 mendatang? Masih bersifat hipotetik.

Dalam kepartaian, bisa jadi benar. Jika politik dikaitkan dengan preferensi kamu pemula terhadap partai politik, antusiasme kurang tergambarkan hingga saat ini.

Hasil terbaru survei Litbang Kompas, misalnya, menunjukkan hampir separuh (47,6 persen) pemilih pemula "tidak tahu" apa partai pilihan mereka. Ketidaktahuan yang diutarakan lebih banyak berlandaskan pada keengganan bersinggungan dengan partai politik.

Proporsi "ketidaktahuan" kaum mula ini relatif lebih tinggi dari kalangan usia lainnya. Baik kaum generasi Y, generasi X, ataupun baby boomer, relatif lebih banyak yang sudah memiliki preferensi partai.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Ridwan Kamil hingga Ahok Masuk Bursa Capres 2024

Penampilan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bermain tiktok bersama Gubernur DKI Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di acara Mata Najwa, Rabu (19/2/2020) kemarin.Humas Pemprov Jabar Penampilan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bermain tiktok bersama Gubernur DKI Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di acara Mata Najwa, Rabu (19/2/2020) kemarin.
Hanya saja, jika dikaitkan dengan preferensi sosok calon presiden, survei yang sama juga menunjukkan kondisi yang terbalik. Dua pertiga kalangan pemilih pemula justru mengaku sudah tahu siapa yang akan mereka dukung. Sisanya, sepertiga (33,7 persen) yang "tidak tahu".

Menariknya, jika dibandingkan dengan mereka yang tergolong berusia lebih tua, perbedaan tampak. Pada kalangan berusia lebih tua, proporsi yang "tidak tahu" dan yang sudah memiliki sosok presiden idaman imbang.

Perbedaan semacam itu mengindikasikan apatisme politik kaum mula yang selama ini didengungkan, tampaknya bersifat relatif. Jika dikaitkan dengan preferensi calon presiden, justru antusiasme politik yang mereka pertontonkan.

Baca juga: Survei Litbang Kompas, Partai Gelora Jadi Partai Baru Paling Dikenal

Antusiasme kaum mula dalam politik pencapresan tentu saja tidak terlepas dari kehadiran sosok politik. Paling tidak sebanyak 30 tokoh mereka rujuk dalam survei. Semua sosok yang dirujuk berlatar belakang cukup beragam, mulai menteri kabinet, kepala daerah, hingga pelaku usaha.

Dari seluruh tokoh, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, paling banyak dipilih. Survei menunjukkan, sekitar 14,1 persen kalangan mula yang menyatakan dukungan.

Bagi Ganjar, besaran dukungan kaum pemula ini signifikan dalam perluasan basis dukungan politiknya. Kurun enam bulan terakhir, posisi elektabilitas Ganjar yang meningkat pesat, dari 7 persen menjadi 13,9 persen, tidak lepas dari peran para pemilih pemula.

Ibarat kumbang, gerak Ganjar teramat sigap. Sungut dan sengatnya sedemikian piawai mencari bunga yang tengah mekar.

Dengan produksi informasi melalui kanal media sosialnya, jejak-jejaknya paling banyak melekat pada kalangan pemilih. Semua terbuktikan dalam hasil survei. Dapat disimpulkan, kali ini Ganjar memang paling banyak ketiban pulung.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Parpol Baru dan Nonparlemen Belum Banyak Dikenal Publik

Namun, tidak berarti para pesaingnya luput dari sasaran dukungan kaum mula. Pesaing terdekat Ganjar, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Tri Rismaharini pun secara berturut mendapatkan dukungan signifikan dari kaum pemilih mula.

Prabowo, misalnya, dalam survei kali ini meraup dukungan hingga 13,7 persen. Dibandingkan dengan keseluruhan dukungan responden pada Prabowo (13,9 persen) masih tampak sebanding.

Kontribusi kalangan pemula pada Prabowo terbilang proporsional dengan total dukungan yang ia kuasai.

Besaran dukungan kaum mula tampak nyata pada Anies Baswedan. Dari keseluruhan jumlah pemilih pemula, Anies berhasil menguasai hingga 11,7 persen. Jika membandingkan dengan hasil survei sebelumnya, kehadiran kaum mula agak lebih besar.

Selain Anies, kehadiran Tri Rismaharini dalam panggung politik pencalonan juga menarik dicermati. Sosok Menteri Sosial yang banyak melakukan kunjungan ke berbagai daerah terkait dengan distribusi dana bantuan sosial sepanjang pandemi ini, juga menjadi rujukan kaum pemilih pemula.

Sejauh ini, Risma mampu meraup dukungan sebesar 7,8 persen dari total pemilih pemula. Proporsi tersebut cukup jauh perbedaannya dari total masyarakat yang memilih Risma (4,9 persen).

Kondisi demikian sudah sangat cukup untuk mengindikasikan jika barisan kaum pemula menjadi salah satu pendukung terbesar Risma.

Bagaimana dengan sosok-sosok lain yang dinominasikan sebagai calon presiden?

Bagi Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil, dukungan kaum pemula sebenarnya cukup signifikan. Sayangnya, itu semua belum menjadi faktor yang mendongkrak keterpilihan mereka.

Pemilih pemula belum menjadi determinan. Setidaknya, ini yang tergambarkan dari perbandingan dua survei terakhir.

Kondisi semacam itu pula yang mirip terjadi pada tokoh-tokoh politik rujukan lainnya. Mereka belum banyak mendapatkan pulung kaum pemilih pemula. Padahal, dengan peta penguasaan dukungan kaum pemilih pemula yang telah terbentuk, dapat dikatakan semakin kecil ceruk pilihan kaum pemula yang tersisa.

Apakah dengan kondisi demikian tamat sudah peluang bagi para tokoh politik yang masih berkepentingan dengan penguasaan pemilih pemula?

Rentang waktu menuju Pemilu 2024 yang masih relatif panjang jelas tidak menutup rapat penguasaan dukungan. Apalagi, peluang migrasi politik kaum pemilih pemula dari para sosok calon presiden pilihan sebelumnya sangat cair.

Semua ini dapat terjadi, termasuk Ganjar yang kali ini diuntungkan, jika para tokoh politik tak mampu merawat dukungan. Jangan banyak berharap jika kaum pemilih pemula ini sepenuhnya loyal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com