Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2021, 15:46 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober mulanya merupakan janji kampanye Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 saat berhadapan dengan pasangan calon Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Saat itu, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla dan memenangkan gelaran pesta demokrasi tersebut.

Janji kampanye bahwa akan menetapkan Hari Santri sebagai hari besar nasional turut mengantarkan Jokowi-Kalla melenggang menjadi pemenang Pilpres 2014.

Baca juga: Sebut Jokowi Sinting, Fahri Juga Dianggap Hina Kalangan Santri

Ada drama politik yang secara tak langsung memuluskan langkah Jokowi-Kalla ke tampuk kekuasaan usai Jokowi menyatakan janji penetapan Hari Santri ke khalayak.

Drama politik itu bermula saat Jokowi berkunjung ke Pondok Pesantren Babussalam, Desa Banjarejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada 27 Juni 2014. Kunjungan itu dilakukan Jokowi dalam rangkaian kampanye Pilpres 2014.

Dalam kunjungannya tersebut, para santri di Ponpes asuhan Agus Thoriq bin Ziad itu meminta Jokowi menjadikan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri. Permintaan itu dituangkan dalam surat perjanjian yang ditandatangani Jokowi.

Permintaan penetapan Hari Santri sebagai hari besar nasional mengacu pada peristiwa yang terjadi pada 22 Oktober 1945. Ketika itu, KH Hasyim Asy'ari yang menjabat sebagai Rais Akbar PBNU menetapkan fatwa dalam melawan pasukan kolonial di Surabaya yang disebut sebagai Resolusi Jihad.

Resolusi jihad itu kemudian membakar semangat para santri untuk turun ke medan perang pada 10 November 1945, yang menjadi salah satu pertempuran penting bagi Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Jokowi pun menandatangani komitmen tersebut untuk menjadikan setiap tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Jika terpilih sebagai presiden, Jokowi menyatakan akan memperjuangkan janjinya itu.

"Satu Muharam menjadi Hari Santri Nasional saya sanggupi. Itu wajib diperjuangkan," ujar Jokowi, kala itu.

Sekitar 500 orang santri dan ratusan warga yang mengikuti acara tersebut bersorak girang saat Jokowi menandatangani surat perjanjian tersebut. Mereka meneriakkan nama Jokowi berulang-ulang. Penandatanganan juga disaksikan beberapa kiai pondok pesantren tersebut.

Komentar "sinting" dari Fahri Hamzah

Tak lama setelah Jokowi menandatangani pakta kesepakatan tersebut, anggota tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kala itu yakni Fahri Hamzah, mengetwit di akun Twitter pribadinya mengomentari janji Jokowi ihwal Hari Santri.

Baca juga: Sebut Jokowi Sinting di Twitter, Fahri Hamzah Dilaporkan ke Bawaslu

Dalam twitnya, Fahri menyisipkan kata "sinting" yang kemudian memantik kontroversi.

"Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!," demikian bunyi twit Fahri.

Sontak twit Fahri langsung menjadi blunder bagi kubu Prabowo-Hatta. Kaum santri yang identik dengan warga Nahdlatul Ulama (NU), salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia yang menjadi target suara dalam Pilpres, langsung meradang saat membaca twit Fahri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Nasional
Dukungan ke Airlangga Mengalir saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan jadi Ketum Golkar

Dukungan ke Airlangga Mengalir saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan jadi Ketum Golkar

Nasional
Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Dibangun September Tahun Ini

Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Dibangun September Tahun Ini

Nasional
KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif 'Fee Proyek' yang Biasa Dipatok Ke Pengusaha

KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif "Fee Proyek" yang Biasa Dipatok Ke Pengusaha

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Nasional
Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Nasional
Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Eks Wali Kota Banjar Cicil Bayar Uang Pengganti Rp 958 Juta dari Rp 10,2 M

Nasional
RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

RI Tak Jawab Pertanyaan Soal Netralitas Jokowi di Sidang PBB, Kemenlu: Tidak Sempat

Nasional
Spanduk Seorang Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Spanduk Seorang Ibu di Sumut Dirampas di Hadapan Jokowi, Istana Buka Suara

Nasional
Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Jokowi dan Gibran Diisukan Masuk Golkar, Hasto Singgung Ada Jurang dengan PDI-P

Nasional
Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Saat Jokowi Bertemu 2 Menteri PKB di Tengah Isu Hak Angket Kecurangan Pemilu...

Nasional
Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Sisa 4 Provinsi yang Belum Direkapitulasi, Sebelum KPU Tetapkan Hasil Pemilu 2024

Nasional
Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Puncak Mudik Jatuh 5-7 Apriil 2024, 6 Ruas Tol Beroperasi Fungsional

Nasional
Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Respons Parpol KIM hingga Gibran Buntut Golkar Minta Jatah 5 Menteri

Nasional
Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Pemerintah Dianggap Kerdilkan Kondisi HAM di Indonesia Dalam Sidang Komite PBB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com