Kedua, jika seiring waktu kekebalan yang diterima dan dicapai individu sebagai hasil dari vaksinasi mulai berkurang, mulai memburuk atau turun seiring waktu mungkin untuk diberikan vaksin ketiga.
Namun faktanya, menurut Kate, bukti saat ini menunjukkan bahwa vaksin bertahan dengan sangat baik untuk melindungi individu dari penyakit parah, rawat inap, atau bahkan kematian.
“Jadi kami tidak melihat bukti kuat yang mengarah pada kebutuhan untuk memberikan dosis ketiga untuk orang yang telah divaksinasi,” kata Kate.
Baca juga: Pemerintah Negosiasi dengan Arab Saudi agar Calon Jemaah Umrah Tak Perlu Vaksin Booster
Ketiga, alasan lain kemungkinan diberikan dosis ketiga adalah jika kinerja vaksin kurang atau tidak memadai terhadap beberapa varian yang muncul.
Akan tetapi, lanjut Kate, vaksin yang ada saat saat ini mampu melawan varian virus corona yang ada.
"Aan kami mengamatinya dengan sangat hati-hati bertahan dengan sangat baik terhadap spektrum penyakit yang parah. Secara umum, vaksin berkinerja sangat baik,” jelas Kate.
Oleh karenanya, saat ini fokus utama adalah pasokan untuk melindungi orang-orang yang belum terlindungi sama sekali oleh vaksin.
Baca juga: Jokowi Ingin Booster Vaksinasi Covid-19 Mulai Disuntikkan Awal 2022
Sebab hal itu akan mengurangi penularan dan mengurangi kemungkinan lebih banyak varian baru bermunculan.
“Ini akan memberi kita waktu untuk melihat lebih banyak bukti tentang apakah dosis booster pada akhirnya akan dibutuhkan atau tidak," kata Kate
"Karena tidak ada yang aman sampai kita semua memiliki kesempatan untuk divaksinasi. Untuk dapat melindungi dari virus sementara adalah cakupan vaksin yang meningkat,” tambah Kate.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.