Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPPA Tegaskan Pentingnya Peningkatan Ekonomi Digital dan Inklusi Keuangan bagi Perempuan

Kompas.com - 18/10/2021, 12:04 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati menegaskan pentingnya peningkatan ekonomi digital dan inklusi keuangan bagi perempuan.

Menurut Bintang, kedua hal itu sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi negara-negara ASEAN pasca-pandemi Covid-19.

"Saat ini, pemanfaatan ekonomi digital dan inklusi keuangan menjadi tren global untuk mencapai tujuan pembangunan, baik di negara maju maupun berkembang," kata Bintang, dalam pertemuan tingkat menteri negara-negara ASEAN (AMMW) ke-4 yang dilaksanakan secara hybrid berpusat di Jakarta, dikutip dari siaran pers, Senin (18/10/2021).

Baca juga: Kemendag: Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tumbuh 8 Kali Lipat di 2030

Bintang mengatakan, di tengah upaya bangkit dari pandemi Covid-19, banyak hambatan yang menjadi pelajaran. Terutama dalam hal kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, serta penghapusan kekerasan.

Hal itu pula, yang mendasari Pemerintah Indonesia menetapkan ekonomi digital dan inklusi keuangan sebagai tema AMMW ke-4 tahun ini. Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan AMMW ke-4 tersebut.

"Saya percaya pertukaran informasi dan perkembangan progresif terkait tema ini akan mendukung upaya pemulihan ekonomi di wilayah ASEAN pasca-Covid-19,” kata dia.

Menurut Bintang, untuk memanfaatkan ekonomi digital, perempuan perlu memaksimalkan peluangnya dalam meningkatkan pemanfaatan teknologi dan aplikasi digital.

Hal tersebut, kata dia, berpotensi meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing perempuan.

"Namun faktanya partisipasi perempuan dalam ekonomi digital tergolong masih rendah karena kurangnya keterampilan dan literasi digital yang mereka miliki," ujar Bintang.

Baca juga: Mendag: Ekonomi Digital Akan Jadi Sumber Pertumbuhan Indonesia

Bintang mengatakan, rendahnya partisipasi perempuan dalam ekonomi digital disebabkan adanya bias gender, kurangnya motivasi anak perempuan untuk mengambil pendidikan di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), serta kurangnya minat.

Selain itu, ada norma tradisional yang membuat perempuan memiliki waktu lebih sedikit untuk meningkatkan keterampilan, belajar dan mengadopsi teknologi baru juga menjadi salah satu kendala.

"Oleh karenanya, sangat penting meningkatkan kapasitas perempuan dan menanamkan ekonomi sosial atau care economy dalam membantu perempuan keluar dari norma tradisional tersebut,” kata dia.

Adanya keterbatasan bagi perempuan dalam mengakses teknologi digital juga menjadi hambatan lainnya, antara lain karena rendahnya pendapatan perempuan dibanding laki-laki, memperkecil peluang mereka untuk dapat membeli smartphone dan membayar tagihan internet.

Baca juga: Jokowi: Inklusi Keuangan Harus Beri Akses Lebih Luas untuk Masyarakat Menengah ke Bawah

Sementara dalam hal inklusi keuangan, diketahui rata-rata indeks inklusi keuangan perempuan di negara-negara ASEAN, 51 persen lebih kecil dibandingkan indeks inklusi keuangan perempuan dunia yaitu 64,8 persen.

Hal tersebut merupakan laporan dari Survei Global Findex, The World Bank Group pada tahun 2017.

"Ini menunjukan, hanya 51 persen perempuan dewasa ASEAN yang memiliki akses ke produk dan layanan keuangan. Hampir setengahnya tidak termasuk dalam infrastruktur keuangan formal,” kata dia.

Oleh karena itu, untuk menangani berbagai persoalan ini, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan penciptaan lapangan kerja bagi perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com