Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Ibu Korban Dugaan Pemerkosaan di Luwu Timur Batalkan Pemeriksaan Medis

Kompas.com - 12/10/2021, 22:56 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Mabes Polri mengatakan, ibu korban dugaan pemerkosaan di Luwu Timur, Sulawesi Selatan membatalkan pemeriksaan medis di Rumah Sakit Vale Sorowako yang mestinya dilakukan Selasa (12/10/2021) hari ini.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rusdi Hartono menyampaikan, rumah sakit tersebut dipilih oleh RS sebagai ibu korban.

“Tim supervisi meminta pada para korban untuk melakukan pemeriksaan di dokter spesialis kandungan, di mana pemeriksaan tersebut didampingi ibu korban dan pengacara LBH Makassar,” ucap Rusdi dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa.

“Disepakati ibu korban bahwa pemeriksaan tersebut akan dilakukan di Rumah Sakit Vale Sorowako, lagi-lagi rumah sakit ini merupakan pilihan ibu korban,” kata dia.

Baca juga: Polri Temukan Peradangan pada Alat Vital Korban Dugaan Pemerkosaan di Luwu Timur

Menurut dia, alasan dari ibu korban dan pengacaranya membatalkan pemeriksaan yakni korban mengalami trauma.

Pemeriksaan medis itu, kata Rusdi, disarankan oleh tim asistensi Mabes Polri setelah mendapatkan keterangan dari beberapa pihak yang melakukan pemeriksaan pada korban di tahun 2019.

Tim asistensi, kata Rusdi, mencari keterangan dari dari dokter spesialis anak bernama Imelda yang bekerja di Rumah Sakit Vale Sorowako dan melakukan pemeriksaan pada korban di tanggal 31 Oktober 2019.

“Tim melakukan interview pada 11 Oktober 2021, dan didapati keterangan bahwa terjadi peradangan disekitar vagina dan dubur,” kata Rusdi.

Berdasarkan keterangan Imelda, disarankan tim asistensi dan ibu korban memeriksan kesehatan para korban lebih lanjut pada dokter kandungan.

“Ini masukan dokter Imelda untuk memastikan perkara tersebut,” ucap Rusdi.

Baca juga: Dugaan Pemerkosaan Tiga Anak di Luwu Timur, Polri Klaim Turut Cari Bukti Baru

Rusdi memaparkan bahwa upaya tim asistensi menyarankan pemeriksaan medis lanjutan pada korban untuk memastikan adanya tindakan kekerasan seksual.

Mabes Polri mengirimkan tim asistensi untuk ikut melakukan penanganan dugaan perkara pemerkosaan seksual di Luwu Timur pada Sabtu (9/10/2021).

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebut, tim dipimpin oleh seorang polisi berpangkat komisi besar (Kombes).

Adapun kasus ini menjadi perhatian publik setelah cerita dari RS yang merupakan ibu korban diunggah oleh Project Multatuli, Rabu (6/10/2021)

Dalam reportasenya, Project Multatuli menyebut bahwa ibu korban merasa tidak mendapatkan keadilan karena kasusnya tidak dilanjutkan oleh Polres Luwu Timur.

Baca juga: Dugaan Pemerkosaan Tiga Anak di Luwu Timur, Polri Klaim Turut Cari Bukti Baru

Setelah ramai di media sosial, Polres Luwu Timur mengeklaim bahwa reportase itu adalah hoaks.

Kepolisian mengklaim proses penyelidikan perkara tidak dilanjutkan karena tak ditemukan cukup alat bukti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com