JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah melakukan uji coba terlebih dahulu sebelum membuka sepenuhnya pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara.
Uji coba itu pun, kata dia, harus terbukti efektif tidak menimbulkan kasus baru Covid-19.
"Kalau rencana pembukaan kembali Bali, kalau setidaknya PPKM level 2 di Bali sudah satu bulan, itu memungkinkan diujicoba," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (10/10/2021).
Dalam uji coba itu, terang Dicky, mereka yang boleh masuk ke Bali adalah yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19 lengkap.
Menurut dia, tidak perlu merujuk asal negara turis, tetapi yang dilihat adalah vaksinasi. Selain itu, Covid-19 di negara asal turis tersebut terkendali dengan positivity rate masksima 5 persen.
Baca juga: Bandara Bali Segera Dibuka untuk Penerbangan Internasional, Ini Catatan Epidemiolog
Kemudian, selama 3 hari sebelum pergi ke Indonesia, turis harus dipastikan negatif Covid-19 melalui tes. Setibanya di Indonesia juga harus dites kembali dengan hasil negatif.
Termasuk sistem aplikasi PeduliLindungi yang harus sudah bisa mengakomodasi penerima vaksin luar negeri agar para turis asing itu bisa mengunduhnya.
"Kemudian dari sisi kesiapan lokasi, destinasi yang terpilih sudah diuji dulu sebelum pembukaan Oktober itu. Jadu harus ada uji dulu," kata Dicky.
Apabila tidak dilakukan uji coba atau uji coba yang dilakukan tidak matang, kata dia, akan ada masalah yang lebih serius apabila para wisatawan dari mancanegara itu datang ke Bali.
Dengan demikian menurut dia, untuk pembukaan wisata bagi wisatawan mancanegara di Bali itu pun agar tidak terlalu awal dilaksanakan.
"Harus dipastikan dulu siap dari semua aspeknya, karena bagaimana pun status perbaikan ini sebaiknya ditunggu satu bulan baru melakukan pelonggaran bertahap," kata dia.
Dicky mengatakan, sebelum pembukaan harus dipastikan terlebih dahulu bahwa tren Covid-19 stabil dan terus membaik.
Sebab apabila baru dua minggu penerapan PPKM level 2 dan sudah dilakukan pelonggaran yang cukup besar, maka hal tersebut dinilainya masih rawan.
"Apalagi kalau kapasitas testing, tracing-nya belum memadai, belum sesuai dengan eskalasi pandemi atau baru beberapa waktu saja meningkatnya, ini sangat rawan," kata dia.
Dicky mengatakan, apabila pintu masuk dari luar negeri diperkuat, vaksinasi Covid-19 lengkap bisa mencapai 60 persen, dan kelompok rawan seperti lansia dan komorbid terlindungi 90 persen maka sudah bisa memadai untuk dijadikan dasar pembukaan.
Terlebih saat ini Indonesia juga menghadapi beragam potensi varian baru Covid-19.
Dengan demikian masa karantina untuk yang sudah divaksinasi pun harus tetap ada, setidaknya 7 hari.
"Ini mau tidak diberlakukan? Karena tetapi potensi terinfeksi ada dan tetap bisa menularkan. Ketika ada yang positif harus siap dengan genome consequencing itu menjadi satu keharusan," kata dia.
"Selain itu juga sistem deteksi PeduliLindungi harus benar-benar siap dulu di setiap lokasi ada barcode-nya, ketika ada kasus infeksi bisa ditelusuri," kata dia.
Termasuk juga menyiapkan asuransi dan fasilitas kesehatan bagi para warga negara asing yang datang.
Dalam melakukan itu semua, perlu simulasi untuk menjamin bahwa tidak akan ada kasus baru.
Sebelumnya diberitakan, Bali tengah dipersiapkan untuk pembukaan dan penerimaan kembali kunjungan wisatawan mancanegara pada Oktober 2021.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, dari masukan yang disampaikan oWakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan pemangku kepentingan atau stakeholder pariwisata, kondisi di Bali sudah menunjukkan situasi yang kondusif dan langkah persiapan ini sudah masuk tahap akhir.
"Sesuai arahan dari Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan), kita akan persiapkan pada Oktober 2021,” kata Sandiaga seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/9/2021).
Sandiaga juga menjelaskan, pihaknya ingin seluruh destinasi wisata di Bali masuk dalam kategori zona hijau.
Baca juga: UPDATE: 4,22 Juta Kasus Covid-19 dan Pembukaan Bali untuk Wisman
Namun, saat ini tiga lokasi percontohan sudah disiapkan sebagai pilot project untuk menerima wisman ke Pulau Bali.
Tiga lokasi percontohan itu diberi nama SUN, yakni Sanur, Ubud, dan Nusa Dua.
“SUN ini masuk sebagai destinasi green zone untuk di Bali. Dan ini yang akan kita coba persiapkan termasuk mendorong CHSE dan PeduliLindungi yang terus kita tingkatkan,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.