Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Terima Laporan soal Kapal China dan Amerika Melintas di Natuna

Kompas.com - 06/10/2021, 08:28 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menerima laporan mengenai kapal China dan Amerika yang melintas di perairan Natuna.

Laporan itu disampaikan oleh Laksamana Pertama TNI Dato Rosman selaku Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada 1, pada Selasa (5/10/2021).

Awalnya, Jokowi menyapa para prajurit TNI secara daring seusai upacara peringatan HUT ke-76 TNI.

Kemudian, Dato melaporkan bahwa situasi perairan Natuna dalam keadaan aman dan kondusif.

Baca juga: Mengenal 6 Pasukan Elite TNI dengan Ciri Khas dan Kemampuan Khusus

"Saat ini saya berada di atas KRI Multatuli 561 sebagai kapal markas Guspurla Koarmada 1 yang saat ini sedang melaksanakan operasi siaga tempur laut dengan kekuatan 6 KRI," kata Dato. Ia juga menyampaikan bahwa seluruh prajurit dalam keadaan sehat.

"Dengan semangat motivasi dan dedikasi pengabdian yang tinggi untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan maritim di seluruh wilayah nasional yurisdiksi Indonesia," ujarnya.

Jokowi lantas menanyakan soal ada tidaknya kapal asing yang masuk ke wilayah perairan RI.

Saat itulah Dato menyampaikan, ada kapal-kapal China dan Amerika yang masuk untuk melakukan lintas laut internasional. Namun demikian, situasi tetap aman dan kondusif.

"Tidak ada kapal asing yang masuk ke perairan kita?" tanya Jokowi.

"Siap, Bapak Presiden, untuk hari ini ada kapal yang masuk, namun dia melaksanakan lintas laut internasional dan dalam keadaan aman, yaitu kapal-kapal dari China dan kapal-kapal dari Amerika dan semua dalam keadaan aman dan kondusif," jawab Dato.

Baca juga: Deretan Alutsista Andalan TNI, Pesawat Tempur hingga Rudal Anti-kapal

Mendengar hal itu, Jokowi menyampaikan terima kasih. Setelah itu, Ia beralih menyapa prajurit TNI lainnya, salah satunya yang bertugas di Entikong, perbatasan Indonesia-Malaysia.

Letkol (Inf) Hendro Wicaksono selaku Dansatgas Pamtas Yonif Mekanis 643 melaporkan bahwa 450 personelnya yang bertugas dalam keadaan sehat.

Mereka bertugas di 29 pos yang bertanggung jawab menjaga keamanan Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Sanggau.

"Tugas pokok kami adalah mengamankan perbatasan dalam pelaksanaannya kami telah bersinergi dengan instansi terkait lainnya, dengan hasil operasi yang kami peroleh di jalur tidak resmi Kotis Entikong," kata Hendro.

"Selama kurang lebih lima bulan bertugas sejumlah 460 kasus terdiri dari 395 illegal entry, 7 illegal trading, 2 illegal logging, 53 senpi ilegal, 2 satwa ilegal, dan 1 narkoba," tuturnya.

Setelahnya, Jokowi juga menyapa para prajurit TNI yang bertugas di Lebanon dan Pulau Rote. Jokowi pun berterima kasih atas kerja keras TNI dalam menjaga keamanan RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com