Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Lodewijk F Paulus, Mantan Danjen Kopassus yang Ditunjuk Gantikan Azis Syamsuddin

Kompas.com - 29/09/2021, 18:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus resmi ditunjuk sebagai Wakil Ketua DPR. Dia menggantikan Azis Syamsuddin yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

Penunjukan itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto seusai menyerahkan surat pencalonan Lodewijk kepada Ketua DPR Puan Maharani, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/9/2021).

Sebelum berkecimpung di dunia politik, Lodewijk berkarier di  kemiliteran. Pria kelahiran Manado 27 Juli 1957 itu merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1981.

Baca juga: Ini Alasan Airlangga Tunjuk Lodewijk F Paulus jadi Wakil Ketua DPR Gantikan Azis Syamsuddin

Selama aktif sebagai tentara, Lodewijk banyak mengisi posisi penting di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Pada 2001, ia sempat menjadi komandan pasukan elite di lingkungan korps baret merah yakni Satuan 81 Penanggulangan Teror Kopassus.

Bahkan, Lodewijk sempat menjabat sebagai komandan jenderal Kopassus pada 2009, menggantikan Mayjen Pramono Edhie Wibowo.

Selain itu, Lodewijk juga sempat menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan pada 2011.

Jabatan terakhir yang diemban Lodewijk di TNI yakni Komandan Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.

Baca juga: Golkar Resmi Tunjuk Lodewijk F Paulus Jadi Wakil Ketua DPR Gantikan Azis Syamsuddin

 

Ketua DPR Puan Maharani (kanan) berfoto bersama Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) dengan menunjukkan dokumen seusai menyampaikan keterangan pers terkait Penggantian Antarwaktu Pimpinan DPR untukFfraksi Partai Golkar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/9/2021). Partai Golkar menunjuk Sekjen Partai Golkar/anggota DPR Fraksi Partai Golkar Lodewijk F Paulus sebagai calon pengganti antarwaktu Pimpinan DPR/Wakil Ketua DPR untuk menggantikan Azis Syamsuddin yang telah mengundurkan diri karena terjerat dugaan kasus korupsi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.ANTARAFOTO/Aprillio Akbar Ketua DPR Puan Maharani (kanan) berfoto bersama Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) dengan menunjukkan dokumen seusai menyampaikan keterangan pers terkait Penggantian Antarwaktu Pimpinan DPR untukFfraksi Partai Golkar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/9/2021). Partai Golkar menunjuk Sekjen Partai Golkar/anggota DPR Fraksi Partai Golkar Lodewijk F Paulus sebagai calon pengganti antarwaktu Pimpinan DPR/Wakil Ketua DPR untuk menggantikan Azis Syamsuddin yang telah mengundurkan diri karena terjerat dugaan kasus korupsi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

Lodewijk pensiun dengan pangkat letnan jenderal pada 2015. Setelah pensiun dari militer, dia bergabung ke Partai Golkar untuk memulai kiprah politiknya.

Pada 2016, ia tercatat sebagai koordinator Bidang Kajian Strategis DPP Partai Golkar sebelum akhirnya ditunjuk sebagai sekretaris jenderal Partai Golkar pada Januari 2018.

Lodewijk pertama kali masuk ke Senayan pada 2019 setelah terpilih di Daerah Pemilihan Lampung I yang meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Barat, Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro.

Ia duduk di Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.

Lodewijk dinilai sebagai sosok senior di internal Partai Golkar. Hal itu menjadi salah satu alasan Airlangga memilih Lodewijk sebagai wakil ketua DPR pengganti Azis.

"Ya tentunya kalau di partai politik, dari segi ranking senioritas adalah nomor dua adalah sekjen. Kemudian kedua, Pak Lodewijk sudah berada di dalam Komisi I yang salah satunya juga korpolhukam," kata Airlangga di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Baca juga: Sekjen Lodewijk F Paulus Dipertimbangkan Golkar Gantikan Azis Syamsuddin

Seperti diketahui, posisi wakil ketua umum DPR dari Partai Golkar kosong setelah Azis mengundurkan diri.

Azis ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan ditahan sejak Sabtu (25/9/2021) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com